Usai mencoblos, Luhut berpesan kepada Gubernur DKI Jakarta yang terpilih agar benar-benar melaksanakan janji-janji saat kampanye. Jangan cuma ditebar dengan sangat manis, kemudian lupa.
"Kalau menang, laksanakan amanah itu dengan baik, jangan hanya janji-janji wacana saja," tegas Luhut saat ditemui di TPS 03 Denpasar, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kalah ya sudah, terima saja. Harus siap menang, siap kalah, enggak boleh maunya menang melulu. Harus lapang dada, enggak boleh bilang sini curang situ curang, wong Pilkada damai begini kok. Sekarang mau curang bagaimana? Semua diawasi dengan baik kok," ujarnya.
Ia berpendapat bahwa Pilkada telah diawasi ketat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berkomitmen menjaga supaya tak ada kecurangan. "Hampir enggak mungkin ada kecurangan. Presiden menekankan kemarin semua aparat memperhatikan," tukasnya.
Luhut juga menegaskan bahwa pemerintah netral, tidak memihak salah satu calon. Pemerintah fokus membenahi perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tak ikut campur dalam Pilkada.
"Pemerintah enggak cawe-cawe tuh menekan orang harus begini begitu, pemerintah sama sekali tidak campur tangan. Ngawur kalau ada yang bilang kami ikut campur. Kami sekarang fokus bagaimana survive dalam keadaan ekonomi dunia seperti ini, stabilitas keamanan. Kalau ngurus-ngurusin begitu enggak lah," dia menuturkan.
Menurut Luhut, pelanggaran dan kecurangan dalam Pilkada pasti ada, tapi bukan kecurangan yang masif dan terstruktur. Dirinya berharap semua pihak tidak menuding sembarangan, membuat gaduh, menyebarkan isu, kalau ada kecurangan harus dibuktikan.
"Saya tantang kalau ada yang bilang ada kecurangan, buktikan, tunjukkan ke saya. Pasti ada pelanggaran kecil-kecil, tapi waktu Pilkada serentak 2015 ada saja, tapi sangat kecil. Amerika saja yang demokrasinya sudah matang masih ada masalah," tutupnya. (mca/mkj)