Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP), Thomas Trikasih Lembong, mengharapkan kunjungan Raja Salman beserta rombongannya dapat memberikan hasil konkret terutama pada sektor investasi.
Kunjungan kerja Raja Salman, akan berlangsung pada 1-9 Maret 2017. Di mana, 1 Maret sampai 3 Maret di Komplek Istana Kepresidenan, sedangkan sisanya di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang tengah dikebut pemerintah adalah kerja sama di Kilang Cilacap, antara Pertamina dengan Saudi Aramco.
"Perluasan kilang di Cilacap saja, itu US$ 6 miliar. Memang diskusi negosiasi antara pertamina dengan aramco masih berjalan terus dan soal Balongan dan dumai. Saya kira kami tidak bisa membuka negosiasi secara rinci dan kami yang sifatnya konfidensial. Tapi buat saya banyak sekali kemajuan yang sangat signifikan," tambah pria yang akrab disapa Tom Lembong.
Mantan Menteri Perdagangan ini menyebutkan, kunjungan Raja Salman merupakan tindak lanjut dari pertemuan G20 di HangZhou tahun lalu. Dalam pertemuan tersebut, ada 3 hal yang dibicarakan, pertama, kerja sama antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang kerjasama di ekspansi kilang.
Kedua, kerjasama pariwisata, dan ketiga, kerjasama di penyediaan perumahan dengan biaya yang terjangkau.
"Jadi, ada beberapa dialog yang akan berjalan untuk menindaklanjuti lebih mendetail di kerja sama pariwisata dan perumahan dengan ongkos terjangkau," ujar Tom.
Lanjut Thomas, yang menjadi tantangan dalam merealisasikan hal tersebut bagaimana pemerintah menyediakan proyek-proyek untuk Saudi Arabia yang terkenal sebagai investor dengan modal besar.
"Mereka itu harus proyek yang agak raksasa. Sementara bikin proyek raksasa di pariwisata butuh waktu. Tapi tadi ada banyak kemajuan, Pak Menteri Pariwisata dan saya sudah dalam dan juga staff khusus Kemenlu sudah tindak lanjut pada beberapa Gubernur dan Pemda soal minat investasi saudi di pariwisata," ungkapnya.
"Tapi sekali lagi bahwa negara negara di timur tengah ini banyak investasinya di negara barat jadi mereka terbiasa dengan format investasi kelas tinggi. Tentunya negara barat ekonomi sangat raksasa dan mereka dengan mudah investasi yang sangat besar. Tapi sekali lagi cukup banyak kemajuan dan kami akan manfaatkan momentum pada kunjungan historis," terang Tom. (hns/hns)











































