Dalam paparannya, Luhut menekankan pentingnya menjaga laut Indonesia, di tengah gencarnya pembangunan saat ini yang berbasis wilayah laut.
"Indonesia adalah negara kelautan. Tak mudah mengelola negara ini, karena keberagaman budaya, agama, dan lainnya. 70% wilayah Indonesia terdiri dari laut. Isunya, kita harus bekerja sama," kata Luhut dalam paparannya di Sofitel Hotel Resorts Nusa Dua, Bali, Kamis (23/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parahnya lagi, sampah plastik laut telah membanjiri pantai yang indah, tujuan wisata dan bahkan pulau-pulau terpencil. Hal ini perlu aksi nyata dari berbagai pihak, terutama dalam pariwisata.
"Problem saat ini, sampah plastik di laut. Ketika membicarakan hal tersebut, kita bicara bukan hanya tentang anak cucu kita, tapi juga generasi-generasi selanjutnya," tutur Luhut.
Indonesia sendiri saat ini telah berhasil dan terus berjuang melawan illegal fishing, perompak bersenjata, dan lainnya yang mengancam keberlanjutan ekosistem laut. Hal ini perlu terus dilakukan, karena di dalam menunjang pertumbuhan ekonomi, isu lingkungan juga perlu jadi perhatian khusus.
"Saat ini, Indonesia lebih aware terhadap lingkungan. Kami tak bisa meningkatkan ekonomi dengan mengabaikan lingkungan. Presiden Jokowi dari waktu ke waktu selalu mengingatkan, ekonomi harus terus tumbuh dan berkualitas, tapi juga mempedulikan lingkungan. Kami sangat percaya, ketika kami bisa handle lingkungan, kita juga bisa tingkatkan pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Sebagai informasi, agenda World Ocean Summit merupakan forum internasional yang menghadirkan perwakilan pemimpin dari berbagai negara di dunia untuk membahas pandangan terhadap isu penting tentang bagaimana mengupayakan ekonomi berbasi laut yang berkelanjutan. Selain Menko Kemaritiman, pembicara dari Indonesia juga diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. (hns/hns)











































