Sebelum menjabat, wanita dengan latar belakangan pendidikan teknik sipil di Universitas Indonesia ini menjabat sebagai Direktur Operasi di Waskita Karya.
Dia mengaku, masih mempelajari proses bisnis jalan tol yang telah dilakoni Jasa Marga sejak 1978. Apalagi, saat ini masih banyak masyarakat yang mengeluhkan soal kemacetan, baik di jalan nasional maupun jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jasa marga, kata dia, telah menjalankan proses bisnis jalan tol sejak 1978. Salah satu pekerjaan yang harus dilakukan sebagai pemimpin adalah menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan ke depan.
Begitupun dengan para generasi muda yang nantinya akan menjadi pemimpin sebuah perusahaan maupun yang baru akan menjalankan bisnis baru.
"Menjaga keberlangsungan bisnis adalah menjadi tanggung jawab moral untuk generasi selanjutnya," tambahnya.
Memimpin perusahaan pelat merah atau perusahaan yang sahamnya dikuasai oleh pemerintah juga memberikan tantangan tersendiri. Di mana, selain mengintegritaskan daerah satu dengan yang lain, namun BUMN juga harus memberikan pendapatan kepada negara.
Selain kemacetan, tantangan selanjutnya yang harus dihadapi Jasa Marga ialah mengenai jumlah penduduk yang mengadu nasib di Jakarta. Setiap aktivitas masyarakat di luar Jakarta salah satu aksesnya menggunakan jalan tol.
"Dengan kejadian itu membuat Jasa Marga untuk terus memelihara bisnis, dan menjaga keberlangsungan bisnis, artinya dalam mengurus perusahaan harus menjaga keberlangsungan untuk generasi selanjutnya," jelasnya.
Jasa Marga juga meluncurkan beberapa inovasi sebagai upaya-upaya bagi pengguna jalan tol untuk mendapatkan layanan yang maksimal. Inovasi dalam menjaga keberlangsung perusahaan, Jasa Marga beberapa tahun belakangan telah menerbitkan kartu elektronik tol, atau yang kerap disebut e-toll.
Di mana, e-toll diterbitkan untuk mengurangi waktu antre pada saat transaksi di gerbang tol. Lalu, informasi kegiatan perusahaan juga sudah bisa dilakukan diberbagai media sosial, seperti Twitter, atau informasi digital yang berada di jalan tol.
Dengan begitu, Desi berharap para generasi muda bisa mempersiapkan diri dalam menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan. Apalagi, bisnis Jasa Marga lebih mengintegrasikan dari daerah satu ke daerah.
"Jadi kami membangun kesiapan negeri ini butuh perjuangan panjang, setiap km itu butuh perjuangan, panas kepanasan, debu, dan mendukung konektivitas, untuk kesejahteraan yang merata," tukasnya. (ang/ang)











































