Salah satu tawaran yang akan dibawa Raja Salman adalah rencana penjualan saham Saudi Aramco melalui initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana.
Saudi Aramco adalah perusahaan migas raksasa yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Kerajaan Arab Saudi. Negara Timur Tengah yang memulai reformasi ekonomi sejak 2 tahun lalu itu akan menawarkan saham Saudi Aramco ke Malaysia, Indonesia, Jepang, hingga China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (27/2/2017), Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih bersama direksi Saudi Aramco juga ikut dalam rombongan tersebut.
Arab Saudi berharap para investor dari Asia bisa ambil bagian dalam penjualan 5% saham Saudi Aramco yang akan dilangsungkan 2018 mendatang tersebut.
Untuk keperluan penjualan saham tersebut, Saudi Aramco sudah meminta bantuan dari penasihat keuangan yang masih ada hubungan dengan China.
Arab Saudi juga berharap investor China bisa membantu negaranya mengurangi ketergantungan ekonomi dari industri minyak. Hal ini merupakan salah satu poin reformasi Arab Saudi yang mulai mendiversifikasi usahanya ke sektor lain selain minyak.
Kerajaan Arab Saudi sudah menandatangani 15 perjanjian kerja sama dengan China, mulai dari pembangunan perumahan hingga proyek air bersih dan kilang minyak pasca kunjungan Pangeran Mohammed bin Salman yang mendorong reformasi ekonomi.
Arab Saudi juga sudah menggaet SoftBank Group dari Jepang untuk membentuk perusahaan penyedia modal ke sektor teknologi dengan modal awal US$ 45 miliar (Rp 600 triliun).
Negara di Timur Tengah itu juga berniat memperkuat posisinya sebagai eksportir minyak terbesar ke negara-negara Asia. (ang/dnl)











































