Salah satunya adalah pembangunan jalan akses perbatasan dari Balai Karangan-Entikong sepanjang 42 kilometer (km). Jalan tersebut terus menunjukkan hasil. Data Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR), perkembangan proses pembangunan jalan khusus di ruas ini telah mencapai 25%.
"Perkembangannya saat ini telah mencapai 25,85%. Lebih cepat dari yang direncanakan yakni hanya sekitar 24,82%," kata Dirjen Bina Marga Arie Setiadi kepada detikFinance, Senin (27/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pekerjaan konstruksi dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi PT Wijaya Karya-Istaka Karya dan Daya Mulia Turangga.
Arie mengatakan, khusus di wilayah Kalimantan Barat, ada 3 proyek pembangunan akses perbatasan.
Selain ruas Balai Karangan-Entikong, dua ruas lainnya adalah ruas Simpang Tanjung-Aruk dan Nanga Badau Lanjak.
Pada ruas Simpang Tanjung-Aruk, pekerjaan dibagi dalam dua paket. Paket pertama sepanjang 46,42 km yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Yasa Patria Perkasa, telah mencapai perkembangan konstruksi sebesar 58,57%.
Sementara pada paket kedua sepanjang 26,2 km yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk, perkembangannya telah mencapai 21,19%.
Pada ruas Nanga Badau-Lanjak sepanjang 27 km yang dikerjakan PT Brantas Abipraya, perkembangan konstruksi fisik yang dicapai yakni sebesar 18,42%.
"Seluruhnya masih in line dengan target kita. Beberapa malah ada yang sudah lebih maju dari target. Dengan perkembangan ini, kami optimistis 2018 seluruhnya bisa 100% dan nyaman dilewati," pungkas Arie. (dna/dna)