"Pembangunan Pelabuhan Sofifi, tadi banyak yang disampaikan, termasuk juga soal infrastruktur jalan," ujar Abdul Ghani Kasuba, di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (28/2/2017).
Abdul Ghani menuturkan, konektivitas masih menjadi PR besar bagi Maluku Utara. Paling mendesak adalah pembangunan pelabuhan utama Sofifi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
APBD Maluku Utara masih terbilang kecil alokasinya untuk pengembangan infrastruktur. Ghani menyebutkan, dari Rp 2,5 triliun, untuk infrastruktur hanya Rp 200 miliar.
"Kita juga butuh pelabuhan utama, bandara di Halmahera yang sentuh 6 kabupaten kota. Kalau fasilitas itu tidak siap bagaimana bangun Halmahera yang besar. Kita butuh bandara yang perlu dikembangkan," kata Abdul Ghani
Banyak potensi perekonomian di Maluku Utara yang belum dimaksimalkan, apalagi terdapat puluhan pulau, seperti Pulai Bacan, Pulau Obi, Pulau Morotai yang memerlukan konektivitas infrastruktur.
Selain pelabuhan, pengembangan bandara di Maluku Utara juga menjadi penting, salah satunya untuk mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan.
"Lalu bandara, kalau bandara itu dipakai pesawat-pesawat kecil. Kalau dibangun maka bisa dipakai ekspor tuna. Jadi ada 3 bandara yang perlu kita bangun, Morotai, Kuabangkao, lalu Usman Sadik Labuha," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan diminta untuk membangun 3 bandara.
"Karena Maluku Utara difokuskan untuk bangun wisata dan perikanan, 3 bandara itu merupakan tempat perikanan," kata Budi.
Selain Bandara, Kementerian Perhubungan juga akan membangun 2 pelabuhan, di Morotai dan Sofifi.
"Morotai akan jadikan tempat hub untuk perikanan. Nanti kita akan buat direct flight dari Morotai dan juga kapal dari Morotai untuk ekspor ikan itu lansung," tambahnya. (hns/hns)