Di sisi lain, pendapatan per kapita Indonesia mencapai US$ 29.000 di 2045. Angka tersebut didapatkan Jokowi dari perhitungan Kementerian Keuangan.
"Angka yang saya dapat penduduk di angka 309 juta kurang lebih. PDB kita US$ 9,1 triliun, kalau dirupiahkan berapa itu kira-kira, Rp 120.000 triliun di 2045. Income per kapita kurang lebih US$ 29.000," kata Jokowi, dalam acara Farewell Amnesty Pajak di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Selasa (28/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan optimisme tersebut, Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai meningkatkan investasinya. Jangan sampai potensi ekonomi Indonesia yang bagus diambil keuntungannya oleh investasi orang asing.
"Jangan sampai nanti yang ambil manfaat, yang ambil peluang dan kesempatan dari luar. Jangan salahkan saya, jangan salahkan pemerintah, karena saya pastikan bahwa peluang di negara kita apa saya yakin anda tahu," kata Jokowi.
Kemudian, Jokowi juga berjanji terus mempermudah berbisnis di Indonesia atau Ease of Doing Business (EODB). Misalnya memangkas dwell time atau waktu bongkar muat barang di pelabuhan menjadi di bawah 3 hari.
"Ini akan kita kejar terus supaya daya saing kita menjadi semakin baik. Sekali lagi peluang yang ada manfaatkan, kesempatan yang ada manfaatkan," imbuh Jokowi.
Tidak hanya itu, pemerintah juga terus berbenah untuk menekan kesenjangan sosial atau gini ratio yang saat ini berada di level 0,394. Tentu jika dibandingkan dengan negara lain, kesenjangan di Indonesia tidak terlalu buruk.
"Namun kalau dibandingkan dengan negara lain, gini ratio kita enggak jelek-jelek amat. Namun ini tetap harus dibenahi," tutup Jokowi. (wdl/wdl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 