Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, Tjokorda Gede Artha Ardhana Sukowati, mengatakan sedikitnya 4 hotel sudah dipesan seluruh kamarnya sehingga tertutup bagi tamu lain pada tanggal 4 sampai 9 Februari nanti.
Dia mengatakan, Kerajaan Arab Saudi membayar lebih mahal dibanding harga normal, lantaran seluruh kamar dipesan semua, dan hotel diblok untuk tamu di luar rombongan Raja Salman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tjokodra, pengenaan biaya tambahan untuk pemesanan seluruh kamar dalam satu hotel merupakan hal yang lumrah. Hal ini lantaran kamar hotel akan mengalami kekosongan cukup banyak setelah masa blok berakhir.
"Ini wajar ada biaya tambahan, karena biasanya setelah rombongan keluar, itu biasanya kamar hotel tidak terisi sebagaimana normalnya. Banyak yang kosong biasanya dalam waktu beberapa hari. Jadi wajar ada add cost," ujarnya.
Hotel berbintang di Nusa Dua memang selama ini terkenal sebagai hotel dengan rate atau harga kamar tertinggi dibandingkan dengan kawasan lain di Pulau Dewata.
Bahkan Hotel The St Regis Bali Resort, yang menjadi tempat menginap Raja Salman, disebut-sebut jadi hotel yang termahal di Nusa Dua.
"Hotel di Nusa Dua terbilang cukup mahal dibanding wilayah lain, Regis sendiri itu bisa dikatakan paling mahal di Nusa Dua," terang Tjokodra.
Dia mengungkapkan, Hotel St. Regis yang dipilih jadi tempat menginap Raja Salman itu dimiliki oleh Rajawali Group. Hotel tersebut dikerjasamakan pengelolaannya dengan operator jaringan hotel mewah, Starwood Hotels & Resorts Worldwide.
"Iya yang punya Rajawali, tapi yang kelola Starwood. Regis kalau bisa dibilang hotel yang paling mahal di kawasan itu (Nusa Dua)," ucapnya.
Sementara lahan yang ada di Nusa Dua, kata Tjokodra, hampir seluruhnya dikuasai oleh negara lewat BUMN pengelola wisata, PT Indonesia Tourism Development Corporation (Persero). Sebelumnya bernama Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
"Nusa Dua itu kan kawasan khusus, hotel-hotelnya paling mewah. Itu lahan saya enggak bisa taksir, karena tanahnya tidak diperjualbelikan, itu kan tanah-tanah negara yang dikerjasamakan. Yang mengelola BTDC," jelas Tjokodra.
Selain Hotel Regis, saat ini sudah ada 3 hotel bintang 5 lain yang diblok alias dipesan seluruhnya oleh Kerajaan Arab Saudi. Sehingga selama berlibur, hotel tersebut steril atau tertutup untuk wisatawan lain. (idr/wdl)