Ada Jutaan Pengemudi Uber di Dunia, Bagaimana Mengaturnya?

Laporan dari San Francicso

Ada Jutaan Pengemudi Uber di Dunia, Bagaimana Mengaturnya?

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 03 Mar 2017 11:17 WIB
Kantor Uber di San Francisco. Foto: Maikel Jefriando/detikFinance
San Francicso - Perusahaan teknologi yang bermarkas di San Francicso, Uber, telah membuka aktivitas ekonomi baru. Ada sekitar 1,5 juta orang yang telah bergabung menjadi pengemudi alias driver Uber di 72 negara atau sekitar 500 kota di dunia.

Uber telah menciptakan aplikasi agar mampu menghubungkan individu yang memiliki kendaraan dengan orang yang membutuhkan.

"Bagi para pengendara ini adalah peluang untuk mendapatkan pendapatan," kata Nundu Janakiram, Head of Product, Driver Experience di Kantor Pusat Uber, San Francicso, Rabu (1/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal selanjutnya yang membuat ketertarikan para pengendara adalah fleksibilitas. Artinya pengendara sekaligus menjadi bos dan bisa mengambil keputusan langsung atas aktivitasnya.

"Kan dia yang tentukan mau jalan atau tidak, dia yang jadi bos," ujarnya.

Kantor Uber di San Francisco.Kantor Uber di San Francisco. Foto: Maikel Jefriando/detikFinance

Fleksibilitas ini yang cenderung jadi masalah. Perusahaan yang berdiri sejak 2009 tersebut harus bisa memastikan ada pengendara di sekitar area yang dibutuhkan konsumen. Paling tidak rentang waktu penjemputan hanya berkisar 5-7 menit.

"Bagaimana kalau semuanya tiba-tiba tidak mau jalan. Semua off. Kita harus pikirkan itu," terang Nundu.

Uber mempelajari aktivitas individu pada masing-masing negara. Dimulai dari jam berangkat ke kantor, waktu dan jarak tempuh, hingga beberapa kemungkinan yang bisa terjadi pada negara tersebut seperti kemacetan dan sebagainya.

"Ini setidaknya menjadi gambaran apa yang akan dilakukan dan apa produk yang dibutuhkan. Masing- masing area tentu berbeda," paparnya.

Agar bisa memastikan pengendara memberikan pelayanan yang maksimal maka Uber menyiapkan beberapa ukuran. Salah satunya pemberian tanda bintang setelah pengendara menjalankan tugasnya.

Kantor Uber di San Francisco.Kantor Uber di San Francisco. Foto: Maikel Jefriando/detikFinance

"Ini adalah bukti bahwa pengendara yang terpilih nantinya memiliki rekam jejak yang bagus. Kelihatannya sederhana tapi sangat penting. Karena siapapun, di luar gaji dan bonus, mereka butuh penghargaan atau rasa apresiasi atas apa yang dia sudah jalankan," ungkapnya.

"Pengendara bisa mengecek langsung kinerjanya. Kalau buruk, maka kita akan sampaikan 'hei anda telah membuat penumpang tidak nyaman, rating anda sekarang buruk'. Jadi mereka bisa langsung sadar," tegas Nundu.

Ini juga, kata Nundu yang kemudian bisa memastikan sisi keselamatan penumpang saat membayar jasa pengendara.

"Kita harus pastikan penumpang selamat sampai tujuan. Itu yang juga harus dipegang hingga sekarang oleh Uber. Makanya kita bisa lacak di mana saja pengendara kalau ada apa-apa," paparnya.

(mkj/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads