Dari hasil uji coba yang dilakukan, tingkat keberhasilan teknik inseminasi buatan dan transfer embrio masih rendah. Teknik inseminasi buatan misalnya, dari 45 kali percobaan yang dilakukan, hanya 18 sapi yang berhasil bunting, dan 6 di antaranya berhasil lahir.
Sedangkan untuk transfer embrio, dari 10 kali percobaan, hanya satu yang berhasil dilahirkan. Namun demikian, ini merupakan hal yang membanggakan, karena kelahiran sapi Belgian Blue dari metodologi transfer embrio merupakan yang pertama kali terjadi di Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mensuksekan rencana pemerintah yang ingin mengembangkan bibit-bibit sapi unggulan ini, Syukur mengatakan pihaknya tengah menjajaki adanya peluang kerja sama transfer teknologi antara Indonesia dan Belgia dalam mensukseskan pelaksanaan ini.
"Ini kan dipengaruhi oleh jenis spesiesnya, skill yang ada di sini juga, metodenya, alatnya. Untuk bisa meningkatkan ini, tadi pak Dubes Belgia akan meningkatkan succes story dengan cara kawan-kawan di sini akan dilatih di sana. Termasuk expert di sana juga akan datang ke sini," ujar dia.
"Tadi kita sudah sepakati akan segera ditindaklanjuti, untuk meningkatkan skill, sekaligus belajar metodologinya, dan expert dari sana juga akan datang ke sini untuk melakukan pendampingan di sini. Kami harapkan alat-alat yang kurang juga nanti bisa dibantu dari Belgia," tukasnya. (mkj/mkj)