Misalnya saja tol Semarang-Solo seksi III yang menghubungkan Bawen dan Salatiga sepanjang 17,6 km. Pengoperasiannya terpaksa mundur dari target yang telah dipetakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) lantaran curah hujan yang tinggi menghambat proses pengerukan tanah untuk konstruksi.
"Misalnya Bawen-Salatiga, tadinya kan Maret kita targetnya. Tapi kan jadi mundur. Yang Kertosono-Mojokerto juga sama, kayaknya enggak bisa Maret. Ini lagi dikejar, karena cuaca tadi. Kita sih maunya sesegera mungkin. Makanya orang di lapangan itu kalau bisa maksimal kerjanya, dimaksimalkan," ujar Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna kepada detikFinance saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tak menyebutkan jalan tol mana saja yang mundur pengerjaannya lantaran faktor cuaca tadi, Herry mengaku optimistis target 1.000 km jalan tol baru bisa tercapai pada 2019 mendatang.
"Tahun ini kan baru bulan Maret. Masih ada sembilan bulan lagi. Kita kan prinsipnya selama masih ada waktu kita kejar. Harapannya yang kita targetkan di 2017 tadi tetap bisa terkejar. Pokoknya di 2019, 1.000 km nya terpenuhi bahkan lebih, itu yang kita janjikan," tukasnya.
Sebagai informasi, dari catatan detikFinance, akan ada tambahan 391,9 km jalan tol baru yang bakal beroperasi tahun 2017. Bila dijumlahkan dengan capaian dua tahun sebelumnya, maka panjang jalan tol baru yang beroperasi hingga akhir tahun 2017 mencapai 567,9 km.
Berdasarkan data BPJT, tol pertama yang akan diresmikan pengoperasiannya tahun ini adalah jalan tol Semarang-Solo seksi III sepanjang 17,6 km, yang menghubungkan Bawen dan Salatiga pada bulan Maret.
Beberapa jalan tol lainnya yang akan diresmikan antara lain adalah Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi I Segmen Pangkaljati-Jakasampurna (8,28 km), Solo‐Ngawi yang dibangun Pemerintah (APBN) Kartosuro‐Karanganyar (20,9 km) dan Seksi I Solo‐Mantingan segmen Sragen-Mantingan (21,35 km) dan Seksi II Mantingan‐Ngawi (34,2 km). (hns/hns)