Meski belum dipastikan kapan rencana tersebut diterapkan, namun upaya pemerintah itu sudah mendapat sambutan positif dari pengelola jalan tol.
Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman menjelaskan, bila terealisasi, ada banyak manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat pengguna jalan tol dan juga bagi pengelola jalan tol atau Badan Usaha Jalan Tol (BPJT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manfaat kedua, kata dia, adalah memperbaiki proses pengumpulan uang pembayaran. Selama ini, sambungnya, dengan pembayaran tunai, ada risiko kurangnya pemberian kembalian sehingga merugikan pengguna jalan tol.
Meskipun bukan hal yang disengaja, namun insiden semacam itu sulit dihindari pada pembayaran tunai. Mengingat ada tuntutan proses transaksi harus dilakukan cepat. Sementara, pengguna jalan sering kali melakukan pembayaran dengan pecahan uang yang beragam.
"Yang namanya tunai, kan ada potensi salah memberikan kembalian. Tapi dengan non tunai, kan itu semua tercatat. Enggak akan ada kurang bayar atau pun lebih bayar," sebut dia.
Ketiga, lanjut dia lagi, adalah meningkatkan efisiensi. "Kalau tunai itu kan kita harus menyiapkan kembalian. Kita harus siapkan uang receh banyak. Dan itu cost tersendiri untuk mengelolanya lagi, enggak efisien. Kalau pakai kartu, kita tidak perlu menyiapkan kembalian. Karena yang dibayarkan itu pasti pas dengan tarifnya," pungkas dia. (dna/mkj)