Jadikah Bangun Bandara di Tulungagung? Ini Kata Pakde Karwo

Jadikah Bangun Bandara di Tulungagung? Ini Kata Pakde Karwo

Rois Jajeli - detikFinance
Kamis, 16 Mar 2017 21:41 WIB
Foto: Rois Jajeli
Surabaya - Rencana pembangunan bandara di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, untuk menjangkau masyarakat di daerah selatan Jawa Timur (Jatim) belum jelas. Banyak kendala yang dihadapi di Tulungagung, sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim lebih memprioritaskan pembangunan bandara milik PT Gudang Garam di Kediri.

"Perkara nanti ke depan untuk daerah Trenggalek, Pacitan, Tulungagung dan sekitarnya, akan dibicarakan lebih lanjut. Karena tanah (untuk bandara) yang di Tulungagung miliknya Perhutani. Kan itu harus ada tanah pengganti. Ini menjadi permasalahan," kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kamis (16/3/2017).

Kehadiran bandara di Tulungagung rencananya untuk meningkatkan transportasi jalur udara untuk menjangkau masyarakat di daerah selatan Jawa Timur seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Ponorogo dan daerah sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur Jatim yang akrab disapa Pakde Karwo mengatakan, Pemprov mengusulkan ke pemerintah pusat saat rapat kabinet terbatas pada Selasa (14/3/2017) di Kantor Presiden, untuk lebih memprioritaskan pembangunan bandara milik pribadi PT Gudang Garam yang bisa digunakan untuk publik di wilayah Kabupaten Kediri. Namun, bukan berarti membatalkan rencana pembangunan bandara di Tulungagung.

Baca juga: Gudang Garam Siapkan Tanah Bangun Bandara di Kediri

"Bukan nggak jadi. Lebih diprioritaskan di Kediri karena tanahnya dan uangnya lebih siap. Kalau di Tulungagung masih (membutuhkan) APBN," ujarnya.

Dalam rapat kabinet terbatas, gubernur juga menyampaikan perkembangan rencana pengembangan bandara internasional Juanda di Sidoarjo.

"(Pengembangan bandara Juanda) itu sudah kita usulkan pada waktu Pak Jonan (saat menjabat Menteri Perhubungan), posisinya sudah DED. Sekarang belum ada progress, saya laporkan pada saat rapat kabinet," katanya

Kata Soekarwo, kapasitas bandara Juanda sudah overload, dari kapasitas 6 juta orang, saat ini sudah mencapai lebih dari 19 juta orang. Serta lalu lintas penerbangan juga sudah mulai padat.

"Artinya, menunggu 1 menit 23 detik untuk take off dan landing. Mestinya pada posisi 2 menit," tandasnya. (roi/hns)

Hide Ads