Baru 2,6% Laut Digunakan untuk Budidaya Perikanan RI

Baru 2,6% Laut Digunakan untuk Budidaya Perikanan RI

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 20 Mar 2017 14:52 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Potensi perikanan budidaya Indonesia dirasa masih sangat berpotensi untuk berkembang, khususnya untuk budidaya perikanan di laut. Kajian terbaru, Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya laut mencapai 12 juta hektar (ha). Sementara total luas pemanfaatannya lahan budidaya laut baru mencapai 325 ribu ha atau sekitar 2,69% dari total potensi yang ada, dengan capaian volume produksi budidaya laut hingga akhir 2016 mencapai 11,7 juta ton.

Hal ini mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Perikanan Budidaya menjadikan bidang budidaya laut sebagai prioritas dalam kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional ke depan, mengingat besarnya potensi yang masih dapat dimanfaatkan, sehingga diharapkan akan mampu mendongkrak kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional.

"Dari lautnya saja, yang terbesar masih ikan kerapu, kakap, bawal bintang dan kekerangan. Ke depan ini saya kira ikan-ikan yang lain perlu digenjot terus, di samping kekerangan. Karena ini bagus sekali sebagai sumber protein dan peningkatan pendapatan masyarakat," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (20/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, tahun 2017 KKP akan mulai memperkenalkan penggunaan teknologi pada pada bidang budidaya laut yaitu budidaya laut lepas pantai atau lebih dikenal dengan KJA offshore. Pelaksanaan KJA lepas pantai ini akan mengadopsi teknologi yang diterapkan di Norwegia dan disinyalir akan mampu menggenjot produksi kakap putih secara signifikan.

Rencananya menurut Slamet, KJA offshore ini akan terlebih dahulu difokuskan di tiga kawasan strategis yaitu Kepulauan Karimunjawa, Pangandaran dan Kota Sabang, dimana pembiayaannya berasal dari APBN, sedangkan pengelolaannya akan menggandeng BUMN Perikanan yaitu Perum Perindo.

"Mekanisme pengelolaan KJA sedang dalam tahap pembahasan bussiness plan untuk memetakan mata rantai bisnis yang akan dibangun nantinya, intinya kami berharap pembangunan KJA offshore ini akan memberikan multiplier effect khususnya bagi pemberdayaan masyarakat", jelas Slamet.

Ditanya mengenai pemilihan komoditas kakap putih, Slamet menambahkan karena kakap putih memilliki pangsa pasar ekspor yang Iebih luas selain kerapu. Program ini diharapkan akan secara langsung memberikan dampak positif bagi masyarakat, karena dalam penggelondongan benih, masyarakat akan dilibatkan langsung dan rencananya akan mampu memberdayakan sebanyak 1.450 orang.

"Kita targetkan produksi ikan kakap putih dari ketiga lokasi ini mencapai 2.415 ton atau setara dengan nilai Rp 56,4 miliar pertahun," pungkasnya.

Seperti diketahui, kebutuhan benih untuk KJA offshore mencapai 3,6 juta ekor benih (1,2 juta ekor benih/unit), dalam memenuhi kebutuhan tersebut KKP akan mendorong UPT Ditjen Perikanan Budidaya untuk memproduksi benih, di samping tentunya kerjasama dengan pihak swasta untuk kekurangannya. (mkj/mkj)

Hide Ads