PLBN yang telah rampung dan diresmikan merupakan realisasi dari pembangunan tahap I, di mana bangunan utama dirombak menjadi lebih megah, dilengkapi dengan pelayanan imigrasi terpadu dan alat yang lebih baru serta pasokan listrik yang memadai.
Tak berhenti sampai di situ, usai dipercantik, pemerintah kembali melanjutkan pembangunan ke tahap II, di mana kawasan PLBN yang telah dibangun akan menjadi suatu kawasan terpadu yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas seperti mess pegawai, wisma Indonesia, gedung serba guna, bangunan pos polisi, restoran, ATM, hingga tempat ibadah seperti Masjid dan Gereja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR yang diterima detikFinance, ketujuh PLBN yang telah rampung ini masing-masing akan dilengkap dengan zona sub inti dan zona pendukung.
Di PLBN Aruk yang berlokasi di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat misalnya, pembangunan tahap I yang telah rampung terdiri dari bangunan utama, bangunan pemeriksaan terpadu, rumah pompa dan genset, bangunan gudang sita, car wash, dan check point pada layanan imigrasi.
Pembangunan tahap II akan dilanjutkan dengan mess pegawai, gedung serba guna, pasar, restoran, ATM, Masjid dan Gereja.
Adapula pengembangan infrastruktur pemukiman seperti penyediaan air minum, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, peningkatan jalan lingkungan dan drainase. Seluruhnya ditargetkan bisa rampung pada 2018 mendatang.
"Untuk itu, kita akan memaksimalkan penataannya, dan semua ini akan rampung pada akhir 2018 mendatang," tandas Basuki.
Sebagai informasi, Kementerian PUPR diberi tugas oleh Jokowi untuk merombak ketujuh PLBN yang dimiliki selama ini menjadi lebih megah dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung pelayanan yang optimal. Ketujuh PLBN ini berada di 3 Pulau, yakni PLBN Aruk, Badau, dan Entikong di Kalimantan Barat, PLBN Wini, Motamasin dan Motaain di NTT, serta PLBN Skouw di Provinsi Papua. (dna/dna)