Hal itu terungkap dalam audiensi yang dihadiri Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Tim Pangan Perbatasan NTT Kementerian Pertanian (Kementan) yang digelar di kantor Gubernur di Kupang, kemarin Selasa (21/32017).
Tim Pangan Kementan dipimpin oleh Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian Dr Ani Andayani selaku penanggung jawab Program Upaya Khusus (Upsus) swasembada pangan untuk Provinsi NTT. Hadir juga Prof Pantjar Simatupang selaku narasumber untuk pembangunan kawasan pangan di perbatasan NTT, Direktur Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. Surachman dan beberapa staf lainnya dari Kementan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan tersebut, Ani Andayani mengatakan audiensi tersebut merupakan tindaklanjut dari kunjungan kerja Menteri Pertanian ke Kabupaten Belu beberapa waktu lalu. Dalam kunjungannya di Belu, Mentan Amran mendapat anugerah "Ama Nai" Belu (Raja Belu).
"Pembangunan kawasan perbatasan direncanakan secara mekanisasi dan berdasarkan potensi daerah serta memperhatikan kebutuhan di Timor Leste di mana pada gilirannya akan ekspor ke sana sebagai destinasi utama, sambil menguatkan pangan di NTT itu sendiri secara berkelanjutan," kata Ani dalam keterangannya.
Ani menjelaskan Program Upsus Pajale (padi jagung kedelai) telah dimulai sejak awal 2015 ke 22 kab/kota. Program kemudian dilanjutkan dengan Upsus Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) ke 22 kab/kota se NTT.
"Kini kementan hadir di NTT untuk penguatan pangan di perbatasan yaitu di Malaka, Belu, TTU dan Kupang," pungkas Ani.
(ega/hns)











































