"Kebutuhan bandara di Bali Utara sudah urgent, karena keterbatasan Bandara Ngurah Rai dengan satu runway melayani 27 penerbangan per jam, kalau dioptimalkan maksimal jadi 35 penerbangan per jam saja dan itu mentok," kata Sugihardjo di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/4/2017).
Saat ini ada dua proposal pembangunan bandara di utara Pulau Dewata yang sudah diterima pemerintah. Proposal pertama menyajikan pembangunan di darat, proposal kedua menawarkan pembangunan sebagian besar di laut melalui reklamasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada dua investor yang tertarik dengan pembangunan ini, yakni investor Indonesia dan investor asal Prancis. Bandara ini diharapkan akan memiliki landasan pacu atau runway yang cukup panjang untuk bisa digunakan pesawat-pesawat berbadan besar seperti A380.
"Belum ada finalisasi tapi kita berharap tahun ini sudah ada keputusan. Ada dua investor yang tertarik, satu pihak Prancis dan yang satu pihak nasional. Disampaikan untuk Bali Utara landasannya harus panjang agar pesawat berbadan besar bisa masuk. Itu dari sisi demand sangat potensial," ucap Sugihardjo.
"Mungkin dalam waktu dekat akan ada launching terkait hal ini. Nanti Pak Menteri (Budi Karya) yang menyampaikan," tutur Sugihardjo. (vid/hns)