Mantan Menteri Perdagangan yang sekarang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Utusan Khusus RI untuk Jepang, Rachmat Gobel, sedang mengupayakan bantuan dari pihak Jepang untuk masalah cabai ini.
Menurutnya, pihak Jepang bisa mentransfer teknologi supaya kualitas cabai Indonesia semakin baik dan bisa dijual ke luar negeri tak hanya jadi konsumsi di dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan teknologi yang tepat, maka produksi dan kualitas cabai bisa diatur. Sehingga diharapkan stok cabai bisa stabil, tidak seperti sekarang ketika stok menipis gara-gara gagal panen harga cabai langsung melonjak.
Begitu juga sebaliknya, ketika stok menumpuk pasca panen tiba-tiba harga cabai melempem. Seharusnya, stok tersebut bisa diatur dengan produksi yang memanfaatkan teknologi.
Ketika stok cabai sudah stabil, yang dipikirkan selanjutnya adalah merambah pasar luar negeri. Namun, kualitas cabainya juga perlu diperhatikan sebelum diekspor.
"Bukan hanya teknologinya saja, tapi added value-nya juga. Ini sedang saya mau minta ngobrol. Sekaligus kualitas cabainya, supaya kita bisa ekspor juga. Kenapa kita pilih Jepang? Karena punya standar sangat tinggi," ujar pria yang fasih berbahas Jepang tersebut.
Menurut Gobel, cabai yang termasuk jenis rempah-rempah itu punya pangsa pasar yang luar di luar negeri, contohnya negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
"Dulu mereka (bangsa asing) datang ke kita untuk apa? Rempah-rempah kan. Kenapa rempah-rempah kita tidak bisa seperti dulu lagi? Ini yang harus kita dorong," ucap pengusaha nasional tersebut. (ang/dnl)