Dunki, Ketua RT 03 RW 06 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, mengungkapkan rata-rata harga tanah dan bangunan di wilayahnya dibeli dengan harga Rp 6 juta per meternya, sudah termasuk bangunan. Meski awalnya banyak warga yang menolak uang ganti rugi, hampir semua warga kini sudah menerima uangnya.
"Waktu pembebasan kan beda-beda tanahnya, ada yang masuk atau di pinggir gang, kalau rata-rata dibayar kena Rp 6 juta. Itu sudah sama bangunan, kalau yang tanah saja ya kurangi sedikit saja," kata Dunki kepada detikFinance di rumahnya, Tanah Tinggi, Tangerang, Senin (10/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malah ada warga yang mintanya Rp 20 juta per meter. Rata-rata maunya Rp 10 juta per meter. Makanya sempat demo kemarin-kemarin. Tapi akhirnya rata-rata dibayar Rp 6 juta per meter. Kalau saya sendiri dapat Rp 1,2 miliar, luas tanahnya di atas 100 meter persegi, lupa persisnya. Rumah dibongkar sedikit saja, enggak semua," ujar Dunki.
Foto: Muhammad Idris - detikFinance |
Warga lainnya, Elly, berujar harga pasaran untuk tanah di Kelurahan Tanah Tinggi per meternya Rp 3 juta. Menurutnya, meski dihargai lebih mahal yakni Rp 6 juta per meter, sempat ada beberapa warga yang menolak jumlah tersebut.
"Pokoknya kalau tanah di sini pasarannya ya Rp 3 juta per meter, kemarin rata-rata tanahnya dibeli Rp 6 juta per meter, kalau bangunan kan beda-beda. Kalau saya sendiri belum bisa pindah karena tempat yang baru belum selesai dibangun," ujar Elly yang memiliki bangunan semi permanen untuk usaha ternak kambing aqiqah ini.
Seperti diketahui, Kereta Bandara Soekarno Hatta ditargetkan bisa beroperasi pada Juli 2017. Namun masih ada sebagian bidang tanah yang belum dibebaskan karena masalah harga. Tanah yang dibebaskan tersebut membentang dari Stasiun Batu Ceper sampai area Bandara Cengkareng. (idr/dna)












































Foto: Muhammad Idris - detikFinance