Sri Mulyani menjelaskan, ekonomi global terus melambat dalam beberapa waktu terakhir, meskipun setiap tahunnya selalu diasumsikan akan ada perbaikan. Begitu juga dengan perdagangan global serta harga komoditas yang masih rendah.
"Bagi negara berkembang yang juga ekspor komoditas, suasana pada saat ini dengan harga komoditas rendah merupakan tantangan yang sulit, dan Indonesia termasuk," ungkapnya pada pertemuan ketiga Islamic Development Bank (IDB), di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Senin (10/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia siapkan strategi dengan bangun infrastruktur dan SDM. Modal infrastruktur ini modal penting, tak hanya sebagai peran ekonomi dan efek ganda untuk pertumbuhan," jelasnya.
Nilai investasi yang dibutuhkan pemerintah adalah sekitar Rp 4.900 triliun dengan 225 proyek prioritas dalam rentang waktu 5 tahun. Pemerintah pusat, daerah maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak cukup dana. Maka itu dibutuhkan investor.
Mekanisme juga disiapkan, salah satunya adalah KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha).
"Pemerintah siapkan berbagai mekanisme untuk dapat mengundang investasi dari negara Sovereign Wealth dan sektor swasta bermitra dengan publik dan swasta," tegas Sri Mulyani. (mkj/mca)