Hattrick, Neraca Dagang RI Surplus Lagi di Maret 2017

Hattrick, Neraca Dagang RI Surplus Lagi di Maret 2017

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 17 Apr 2017 12:37 WIB
Hattrick, Neraca Dagang RI Surplus Lagi di Maret 2017
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Neraca perdagangan selama tiga bulan berturut-turut tercatat surplus. Nilainya untuk periode Maret 2017 mencapai US$ 1,23 miliar. Sementara secara kumulatif kuartal I-2017 (Januari-Maret), surplus tercatat mencapai US$ 3,93 miliar.

Dalam tiga tahun terakhir, suplus untuk kuartal I-2017 menjadi paling tinggi. Pada 2014 tercatat surplus US$ 1,41 miliar, 2015 sebesar US$ 2,23 miliar, dan 2016 surplus sebesar US$ 1,65 miliar.

"Jadi surplus selama Januari-Maret 2017 merupakan yang tertinggi sejak 2014. Jadi menggembirakan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, dalam konferensi pers di kantornya, Senin (17/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspor
Ekspor Indonesia pada Maret 2017 tercatat sebesar US$ 14,59 miliar. Dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor naik 15,68%. Sementara dibandingkan Maret 2016, ada kenaikan ekspor 23,53%.

Dari porsinya, ekspor non migas mendominasi dengan 90%. Kenaikan ekspor dari sisi nilai memang tidak setinggi volumenya. Ini dikarenakan penurunan harga komoditas kelapa sawit.

"Ada penurunan harga komodiras non migas. Beberapa di antaranya minyak kelapa sawit dan karet. Sementara yang naik adalah batu bara, timah dan alumunium," paparnya.

Migas (minyak dan gas bumi) dengan porsi 10% memiliki nilai US$ 1,48 miliar. Faktor pendorongnya adalah harga minyak mentah dan gas.

"Kenaikan nilai lebih besar dari volume menandakan ada peningkatan harga. Harga minyak mentah naik 2,39% dan harga gas naik 2,28%. Jadi kenaikan karena ada kenaikan volume dan harga," terang Suharyanto.

Untuk pangsa ekspor non migas, Januari-Maret 2017, ekspor terbesar tetap ke China, sumbangannya 12,79% atau US$ 4,69 miliar. Selanjutnya Amerika Serikat (AS) dengan US$ 4,29 miliar porsinya 11,70% dan India US$ 3,41 miliar dengan porsi 9,29%.

Impor
Nilai impor Indonesia pada Maret 2017 mencapai US$ 13,3 miliar atau naik US$ 2 miliar atau 17,65% dibanding Februari 2017. Hal tersebut disebabkan oleh naiknya nilai impor nonmigas senilai US$ 2,2 miliar atau 24,94%. Impor migas turun 8,54%.

"Penurunan impor migas dipicu oleh turunnya nilai impor minyak mentah dan hasil minyak, walaupun impor gas naik US$ 32,8 juta (13,23%)," ujarnya.

Sementara itu jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor Indonesia pada Maret 2017 mengalami peningkatan US$ 2,05 miliar atau 18,19%. Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing US$ 709,5 juta atau 45,7%.

Peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya impor minyak mentah sebesar US$ 27,2 juta (4,37%), hasil minyak US$ 546,1 juta (69,51%) dan gas US$ 136,2 juta (94,26%).

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Maret 2017 ditempati oleh China, nilai US$ 7,75 miliar (25,75%), Jepang US$ 3,42 miliar (11,34%), dan Thailand US$ 2,15 miliar (7,15%). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,87%, sementara dari Uni Eropa 9,45%. (mkj/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads