Ke Konglomerat Sawit, Mendag Minta Migor Paling Mahal Rp 11.000/Liter

Ke Konglomerat Sawit, Mendag Minta Migor Paling Mahal Rp 11.000/Liter

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 17 Apr 2017 15:48 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, hari ini mengumpulkan sejumlah konglomerat sawit nasional. Beberapa di antara mereka masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Para taipan tersebut di antaranya pendiri Rajawali Group Peter Sondakh, Franky Wijaya dari Sinarmas Group, dan Franciscus Welirang dari Salim Group.

Kemudian Managing Director Asian Agri Kelvin Tio, Chairman Musim Mas Group Bachtiar Karim, Komisaris Wilmar Group Tumanggor, Komisaris Sampoerna Group Soetjahjono Winarko, CEO Triputra Agro Persada Arif Rachmat, CEO Harita Group Gunawan Lim, dan Direktur Utama PT Astra Agro Lestari, Widya Wiryawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Enggar, pertemuannya dengan para raja sawit tersebut dilakukan untuk memastikan pasokan dan harga mencukupi, khususnya sampai Lebaran nanti. Pihaknya sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana Rp 11.000/liter.

"Kami minta rekan-rekan pengusaha meningkatkan produksi minyak goreng kemasan sederhana dan minyak goreng curah. Mereka ini kan para pemilik yang di atas, daripada saya kumpulkan yang tengah, mending saya undang yang punya langsung, sehingga bisa suruh ke bawahnya," kata Enggar di kantor Kemendag, Jakarta, Senin (17/4/2017).

Enggar mengatakan, pihaknya hanya mengintervensi harga minyak goreng kemasan sederhana. Sementara minyak goreng kualitas premium tetap diizinkan dijual sesuai patokan pengusaha.

"Minyak goreng ada 3 jenis, curah di pasar tradisional yang dijual Rp 10.500/liter, kemudian minyak goreng kemasan sederhana yang kualitasnya sama dengan curah tapi dengan kemasan harganya Rp 11.000/liter. Ketiga yang premium kami enggak intervensi mau jual berapa pun. Silakan saja enggak soal," ungkapnya.

Harga tersebut, menurut dia, sudah berlaku sejak 10 April lalu di toko ritel modern dan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pihaknya memastikan ada stok 1,5 juta ton minyak goreng yang saat ini ada di distributor yang secara berkala dilaporkan ke Kemendag.

"Dia wajib lapor posisi stoknya, kalau ada kecenderungan menimbun maka kami bisa ambil tindakan hukum. Kami tidak mau rakyat diganggu sekelompok orang. Kami pun bisa setiap saat menggelontorkan minyak goren, ada (stok) 1,5 juta ton," tandas Enggar. (idr/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads