Meski masih akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak terkait, besaran tarif itu sendiri telah disubsidi berupa Public Service Obligation (PSO). PSO ini rencananya akan disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kasubdit Kelayakan Jalan Kereta Api Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Jumardi mengatakan, jika tak disubsidi, rute Cawang-Cibubur bisa tembus Rp 40 ribu per tiketnya.
"Setelah dikaji di Kemenko Maritim, ada tiga tarif tadinya, Rp 10 ribu, Rp 12 ribu, dan Rp 15 ribu. Akhirnya diputuskan di Kemenko Maritim, tarifnya Rp 12 ribu. Tapi itu pun kita nanti pelajari lagi dokumen business plan-nya dari KAI sebagai investor. Perhitungan awalnya kalau tidak disubsidi, yang dari Cibubur itu, harganya harusnya Rp 40 ribu," kata dia saat ditemui di acara Lokakarya Kementerian Perhubungan, Lombok, Jumat malam (22/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan LRT Jabodebek sendiri kini disepakati akan dilakukan dengan porsi 30% APBN dan 70% perbankan dari total investasi Rp 27 triliun. Terkait dengan skema pembiayaan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai investor akan mendapat tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5,6 triliun tahun ini. Selain itu, pemerintah telah menyiapkan opsi apabila PMN tersebut tidak disetujui DPR.
Sebelumnya, pemerintah menyiapkan dua opsi pendanaan proyek LRT Jabodebek. Opsi prioritas adalah menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN). Jika proses PMN terkendala, pemerintah siap mengalokasikan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Di Perpres yang sedang direvisi, ada dua kemungkinan. Tapi itu diusulkan dulu (ke DPR), kalau gagal, nanti di-take over ke APBN," pungkasnya. (ang/ang)











































