Pada acara tersebut, pria yang akrab disapa CT ini menceritakan bahwa penguasa harta di Indonesia ini masih didominasi oleh kalangan non muslim.
"Berdasarkan data Forbes, disebutkan Forbes, dari 50 orang terkaya versinya, itu yang muslim 8 orang, non muslim 42 orang," kata CT di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, lanjut CT, jumlah penduduk Indonesia yang berkisar 260 juta penduduk ini, 82,7% merupakan masyarakat dengan agama muslim.
"Semua perusahaan besar ini, yang marketnya besar di bursa, tidak ada satupun yang dipimpin oleh orang muslim, ini fakta," jelasnya.
Saat ini, CT mengungkapkan, momentum ekonomi umat menjadi momentum kebangkitan bagi para masyarakat muslim untuk menjadi penguasa harta di Indonesia.
Momentum ini, kata CT dikarenakan meningkatnya rasa kebersamaan umat, serta tumbuhnya perekonomian masyarakat kelas menengah di Indonesia.
"Kalau 10 tahun lalu ke mal, pasti yang datang orang non muslim, tapi sekarang banyak umat Islam dan wanitanya hampir mayoritas berhijab, ini tandanya kelas menengah tumbuh berkembang," ujarnya.
Dengan momentum ini, CT berharap, pada Kongres Ekonomi Umat 2017 ini bisa menghasilkan pemikiran baru dan menjaga momentum ekonomi umat yang saat ini tengah tumbuh.
"Momentum ini harus kita jaga supaya tidak hilang, karena kalau hilang tumbuhnya akan ada 20 tahun lagi, momentum kebangkitan umat bukan hanya ekonomi umat," tukasnya. (mkj/mkj)