Kapal Raksasa di Singapura Bersandar Setiap Hari

Kapal Raksasa di Singapura Bersandar Setiap Hari

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 24 Apr 2017 11:10 WIB
Foto: Dok. Pelindo II
Jakarta - Meski menyandang status negara maritim dengan banyak pelabuhan, pengusaha logistik domestik masih lebih banyak menggunakan pelabuhan di Singapura sebagai pelabuhan transit.

Kedatangan kapal raksasa seperti Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) yang bersandar ke Tanjung Priok sendiri membuka era baru dunia pelayaran di Indonesia.

Lantaran selama puluhan tahun tidak ada kapal kargo raksasa yang mampir ke pelabuhan di Indonesia untuk melakukan pengiriman langsung (direct call), paling tidak saat ini sudah ada dalam sepekan sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita, berujar minimnya layanan direct call di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia jadi alasan utama pengusaha lebih memilih mengirim kargonya ke Singapura (transit), sebelum kemudian dikirim ke negara tujuan.

"Banyak pengguna jasa memakai Singapura. Ini karena dari Singapura banyak direct call ke pelabuhan-pelabuhan lain di ASEAN dan pelabuhan-pelabuhan utama dunia," ujar Ilham kepada detikFinance, Minggu (23/4/2017).

Di sisi lain, saking banyaknya kapal raksasa di Negeri Singa itu, juga membuat frekuensi pengiriman langsung ke berbagai pelabuhan di dunia juga lebih fleksibel dan cepat.

"Frekuensinya sering. Contohnya kapal besar CMA-CGM yang ke Amerika Serikat hanya seminggu sekali (dari Priok), padahal kalau dari Singapura ke Amerika Serikat hampir setiap hari ada kapal," terang Ilham.

Kondisi inilah yang membuat pelabuhan Singapura sangat efisien untuk pengiriman barang ekspor-impor sebagai pelabuhan hub transit. Ini ditambah dengan biaya operator pelabuhan dan penyimpanan kargo di sana yang sangat bersaing.

"Jadi biaya inventory-nya lebih rendah melalui Singapura, karena frekuensi kapal yang banyak.

Seperti diketahui, kapal raksasa CMA-CGM mulai membuka layanan direct call dari Tanjung Priok menuju West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Perusahaan pelayaran asal Prancis tersebut mengerahkan 17 kapal raksasa untuk rute Jakarta-Amerika Serikat tersebut.

Seluruh kapal yang dikerahkan oleh CMA CGM itu memiliki kapasitas rata-rata hingga 8.500 TEUs dengan servis yang diberi nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services atau disingkat JAX Services.

Meski rutenya dari Indonesia menuju AS, namun kapal-kapal tersebut juga akan transit di Laem Chabang Thailand dan Cai Mep Vietnam. Sehingga rutenya menjadi Jakarta-Laem Chabang (Thailand)-Cai Mep (Vietnam)-Los Angeles-Oakland.

"Kapal besar CMA-CGM selain di Priok, juga berhenti di Thailand dan Vietnam. Jadi Kemenhub dan Pelindo II jangan terlalu bangga dengan prestasi ini. Karena Thailand dan Vietnam juga mempunyai peluang yang lebih besar untuk jadi hub internasional sebagai pesaing Singapura. Apalagi volume ekspor mereka lebih besar dibanding Indonesia ke AS," pungkas Ilham. (idr/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads