Investasi Rp 165 T Masuk RI di Januari-Maret 2017, Naik 13,2%

Investasi Rp 165 T Masuk RI di Januari-Maret 2017, Naik 13,2%

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 26 Apr 2017 13:14 WIB
Investasi Rp 165 T Masuk RI di Januari-Maret 2017, Naik 13,2%
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan, realasasi investasi pada triwulan pertama (Januari-Maret) 2017 mencapai Rp 165,8 triliun. Angka ini naik 13,2% dibanding periode yang sama di 2016 sebesar Rp 146,5 triliun.

Selama triwulan-I 2017, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 68,8 triliun, naik 36,4% dibanding periode yang sama du 2016. Sedangkan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 97 triliun atau naik 0,94% dibanding triwulan-I 2016.

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, menyatakan optimistis dapat mengejar target realisasi investasi tahun ini yang sebesar Rp 678,8 triliun

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Melihat data realisasi PMA dan PMDN triwulan-I 2017 ini, menggambarkan bahwa minat investasi di Indonesia tetap tinggi dan kami semakin optimistis bahwa target tahun 2017 akan dapat tercapai," ujar Tom dalam konferensi pers di Gedung BKPM, Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Investasi Rp 165 T Masuk RI di Januari-Maret 2017, Naik 13,2%Foto: Michael Agustinus


Investasi yang masuk selama 3 bulan pertama tahun 2017 menghasilkan lapangan kerja untuk 194.134 orang, yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 67.807 tenaga kerja dan dari PMA 126.327 tenaga kerja.

Sebaran investasi di luar Jawa semakin meningkat menjadi Rp 75,3 triliun atau 45,4% dari total investasi. Realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 90,5 triliun atau 54,6% dari total investasi.

Berdasarkan sektor usaha, investasi paling banyak masuk ke sektor pertambangan (14,2%), industri makanan (11,1%), transportasi, gudang dan telekomunikasi (11,1%), listrik, gas, dan air (10,1%), industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik (9,2%).

Lima besar negara asal PMA adalah Singapura (28,2%), Jepang (19,2%), China (8,2%), Amerika Serikat (8,2%), dan Korea Selatan (5,8%). (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads