Dalam awal paparannya, Sri Mulyani menyinggung soal Raden Ajeng Kartini, pionir perjuangan wanita lebih dari 100 tahun lalu. Ia mengatakan bahwa keleluasaan wanita saat ini dalam memperjuangkan cita-citanya tidak terlepas dari perjuangan Kartini di masa lampau.
"Dengan pemikiran Kartini 100 tahun lalu, ia sudah memikirkan banyak hal di masa itu melalui surat-suratnya. Ia menyuarakan pilihan untuk bisa menentukan jalan sendiri, dibandingkan hanya mengurus rumah tangga," tutur Sri Mulyani dalam acara Forbes Indonesia's Inspiring Women Forum 2017 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani juga menyebutkan, panutan sosok wanita tidak hanya terbatas pada Kartini semata. Ada banyak pejuang wanita yang sejak zaman dulu ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Indonesia sendiri sebetulnya memiliki bahkan memiliki banyak perempuan hebat, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, Nyi Ageng Serang, Nyai Ahmad Dahlan, Christina Martha Tiahahu, dan lain-lain," tutur Sri Mulyani.
Bahkan, Indonesia pun pernah memiliki presiden perempuan pertamanya sepanjang sejarah yang kala itu diduduki oleh Megawati Soekarno Putri.
Persentase perempuan dalam dunia kerja juga terbilang cukup sama dengan laki-laki. Hal ini salah satunya disebabkan karena wanita memiliki kemampuan lebih untuk mengelola waktunya dengan baik.
Dalam beberapa kasus, perempuan justru lebih banyak mendapatkan penghargaan di bidang akademik dibandingkan laki-laki. Sri Mulyani mengatakan bahwa perempuan lebih fokus dalam mempelajari sebuah subjek tertentu.
"Perempuan bisa lebih fokus dan belajar. Anak cowok lebih mudah untuk bosan. Di kelas, perempuan bisa bertahan lebih lama dalam menjalani seluruh proses belajar," ujar Sri Mulyani disambut tepuk tangan.
Indonesia sendiri memberikan keleluasaan bagi perempuan untuk membayar kewajiban pajaknya. Untuk perempuan yang sudah berkeluarga, laporan pajak bisa digabung dengan pendapatan suami.
"Di Kementerian Keuangan misalnya, dalam mengoleksi pajak kita kenalkan bahwa perempuan bisa memilih, apakah melaporkan pajak sendiri atau bersama dengan suami," tutur Sri Mulyani. (dna/dna)