Demikian salah satu komitmen kerja sama yang terungkap dalam pernyataan pers bersama Presiden Jokowi dan Presiden Duterte di Istana Malacanang, Jumat, (28/4/2017).
"Tanggal 30 April 2017, kami berdua akan meresmikan pembukaan jalur pelayaran Ro-Ro di Davao/General Santos ke Bitung yang merupakan bagian penting pembangunan konektivitas ASEAN," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai negara bertetangga, Indonesia dan Filipina juga sepakat meningkatkan kerja sama di berbagai sektor yaitu di bidang politik dan keamanan, ekonomi, keamanan maritim, dan people to people contact.
Di bidang perdagangan, kedua negara mencatatkan nilai pertumbuhan yang positif pada tahun 2016. Perdagangan kedua negara meningkat sebesar 32 persen dari tahun 2015. "Kita sepakat untuk selenggarakan Joint Working Group on Trade Indonesia-Filipina pada tahun ini," ungkap Jokowi.
Di bidang investasi, pemerintah akan akan terus mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia berpartisipasi pada sektor retail dan pembangunan infrastruktur, khususnya pembangkit listrik, jalan tol, dan kereta api di Filipina.
Sementara itu di bidang kerja sama maritim, khususnya Delimitasi Maritim, kedua kepala negara juga sepakat untuk menyelesaikan ratifikasi Perjanjian Batas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) pada tahun ini dan mendorong penyelesaian batas Landas Kontinen secepatnya.
"Di bidang keamanan maritim, kita sepakat untuk dapat meluncurkan Trilateral Maritime Patrol (TMP) Indomalphi dalam waktu dekat," sebut Jokowi
Dalam upaya memerangi kejahatan lintas batas dan terorisme, kedua pemimpin juga sepakat untuk menyelenggarakan Joint Working Group on Counter Terorism pada tahun ini.
"Kami sepakat untuk memperpanjang MoU Kerja Sama Pemberantasan Terorisme Tahun 2014 serta memperkuat kerja sama informasi intelijen," kata Jokowi.
Adapun di bidang people to people contact, Jokowi dan Duterte sepakat untuk memperkuat kerja sama perlindungan warga negara kedua negara dan para buruh migran ASEAN.
Jokowi Bertemu Duterte, Jalur Kapal RI-Filipina Bakal Dibuka Foto: Dok. Biro Pers Kepresidenan |
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan bahwa implementasi proyek konektivitas laut ini mempunyai arti penting bagi Indonesia, karena selain akan menciptakan rute pelayaran dan perdagangan baru, juga mendukung program prioritas nasional, Pelabuhan Bitung sebagai hub internasional.
Pembukaan rute pelayaran kapal RoRo baru ini juga dapat membantu mengembangkan potensi ekonomi daerah dan meningkatkan pariwisata serta investasi daerah. Rute baru ini dinilai akan menjadi sangat kompetitif, dilihat dari segi jarak dan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan logistik.
"Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari. Jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya/Jakarta-Manila-Davao, yang membutuhkan setidaknya 1- 2 minggu. Tentunya biaya transportasi dan logistik pun akan berkurang," kata Budi dalam keterangan tertulisnya. (mkj/hns)












































Jokowi Bertemu Duterte, Jalur Kapal RI-Filipina Bakal Dibuka Foto: Dok. Biro Pers Kepresidenan