Seperti saat kunjungan ke Gorontalo untuk memantau proyek pembangunan jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Basuki menyempatkan diri mengunjungi Danau Limboto. Danau ini menjadi salah satu danau yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah pusat untuk dikembangkan.
"Kita ini sedang asik-asiknya mengurusi danau. Sebelumnya kita urusi Danau Pening, Danau Tempe, sekarang danau Limboto," tuturnya di Limboto, Gorontalo, Senin (1/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Danang Sugianto |
Menurut Basuki, selain memiliki keindahan yang patut dikagumi, danau juga sangat berguna bagi masyarakat sebagai bendungan alami. Apalagi pemerintah saat ini juga memasukan bendungan sebagai salah satu proyek infrastruktur prioritas.
"Ini adalah danau alam sebagai bendungan yang besar sekali. Kita susah bangun bendung sebanyak 49, itu kan tidak gampanag, seperti pembebasan lahan. Nah sekarang ada bendungan alami harus kita rawat," imbuhnya.
Sama seperti di Danau Pening, Basuki juga menginstruksikan bawahnya merawat Danau Limboto dari eceng gondok dan sedimentasi. Dia juga akan mengirimkan 4 alat berat pembersih eceng gondok khusus untuk Danau Limboto.
"Kemarin kita sudah beli 4 alat arrester untuk danau Pening. Untuk Limboto kita datangkan jumlahnya sama. Harga per unitnya Rp 3,2 miliar," pungkasnya.
Selama ini, Danau Limboto tak terurus. Banyak eceng gondok yang berkoloni di atas danau tersebut.
"Ini yang harus kita perhatikan. Kalau danau tidak diurus banyak eceng gondok dan sedimentasi maka danaunya pasti mati," kata Basuki.
Foto: Danang Sugianto |
Menurut dia, banyaknya eceng gondok di sebuah danau salah satu penyebabnya juga manusia. Aktivitas seperti menyuci dan pemupukan persawahan memicu munculnya eceng gondok di danau.
"Deterjen dan kegiatan pertanian itu memupuk eceng gondok. Zat deterjen dan pupuk itu yang memunculkan eceng gondok," imbuhnya.
Untuk itu dirinya meminta kepada Pemda Limboto untuk mengawasi kegiatan-kegiatan masyarakat yang berpotensi memupuk eceng gondok di Danau Limboto.
Foto: Danang Sugianto |
Dia juga meminta pemerintah setempat mengatur individu-individu yang membuat keramba di atas Danau Limboto. Menurut Basuki adanya keramba juga membuat kualitas air di sebuah danau tercemar.
"Saya bilang ke Pak Bupati kerambah-kerambah ini harus diatur dengan baik. Kalau tidak bisa dilarang ya diatur. Tapi saya lebih memilih untuk dilarang saja, karena itu memperburuk kualitas air. Danau itu miliki kita semua, keramba itu milik pribadi," tukasnya.
Foto: Danang Sugianto |












































Foto: Danang Sugianto
Foto: Danang Sugianto
Foto: Danang Sugianto
Foto: Danang Sugianto