Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekonomi 2016 bisa tumbuh 5,02%, memang nomor tiga tertinggi di bawah China dan India. Seperti halnya yang disampaikan berulang kali oleh pemerintah.
Akan tetapi memang tidak merata untuk seluruh sektor. Sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh paling tinggi dengan 8,90% yang diikuti dengan informasi dan komunikasi 8,87%. Sektor ini masuk dalam kelompok padat modal, di mana tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPS belum dapat mengumumkan data perekonomian pada kuartal I-2017, karena harus menunggu beberapa hari lagi. Namun secara umum akan lebih bagus dibandingkan sebelumnya.
"Secara umum 2017 akan lebih bagus dibandingkan 2016 yang 5,02%," ungkap Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/5/2017).
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai, menurut Kecuk salah satunya adalah China. Perlambatan ekonomi yang terjadi pada negeri tirai bambu tersebut bisa memukul ekspor Indonesia.
"Tapi kita perlu waspada terhadap masalah eksternal, misalnya waspada terhadap pertumbuhan di China, mau tidak mau kita harus memperhatikan mereka, kalau di China melambat ekspor kita ke China hampir 25% kan akan berpengaruh," terangnya.
(mkj/dnl)











































