Jakarta Punya Alpukat Cipedak dan Salak Condet, Djarot: Kembangkan

ADVERTISEMENT

Jakarta Punya Alpukat Cipedak dan Salak Condet, Djarot: Kembangkan

Nathania Riris M Tambunan - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2017 11:29 WIB
Foto: Nathania Riris M Tambunan
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat ingin para petani bisa produktif dan mengembangkan komoditas serta hasil pertanian di Jakarta. Banyak hasil pertanian seperti alpukat Cipedak yang asli dari daerah Jakarta Selatan yang sudah jarang ditanam oleh petani.

Di masa lalu, Cipedak menjadi satu kawasan di Jakarta yang sangat terkenal dengan komoditas alpukatnya. Alpukat yang di tanam di Kampung Cipedak itu bahkan tak tumbuh di tempat lain. Sehingga menurutnya, akan sangat menguntungkan bila bisa kembali dibudidayakan oleh warga Jakarta.

"Ada banyak komoditas pertanian yang bisa dikembangkan di Jakarta. Ada alpukat Cipedak, alpukat Cipedak ini bisa dikembangkan dan bisa menambah income bagi warga bukan hanya Cipedak, tapi sekitarnya. Kok kita tidak bangga ya dengan milik kita sendiri. Saya suka aneh, alpukat Cipedak tidak tumbuh di Kuala Lumpur dan Bangkok. Tumbuh di Jakarta Selatan. Kembangkan!" kata Djarot di Balai Agung, Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/5/2017).

Hal itu ia utarakan dalam acara Pelepasan Kontingen Pekan Nasional (PENAS) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) KE-XV di Nagroe Aceh Darussalam. Menurut Djarot, buah seperti alpukat Cipedak memiliki nilai jual tinggi dan menyehatkan karena mengandung kolesterol baik sehingga harus dikembangkan.

"Mbok ditanami seluruh warga di sana. Yang punya lahan jangan biarkan lahan sedikit pun di Jakarta tidak produktif. Kalau lahan itu milik pemerintah tolong didata ditanami, bagi hasil 80:20. Modal dari pemerintah," tuturnya.

Salak Condet juga menurutnya memiliki nilai jual tinggi. Namun sayang, seperti alpukat Cipedak, buah salak ini juga jarang ditanam petani dan dikonsumsi oleh masyarakat.

"Ke mana salak Condet sekarang? Hilang, habis. Padahal itu salak nomor satu. Kalau ini tidak kita tidak budidayakan dengan baik, cucu kita hanya tahu ceritanya dulu ada salak Condet. Siapa yang tanggung jawab? Kita," lanjutnya.

Meski Jakarta memiliki keterbatasan lahan, dia berharap para petani tetap produktif dan mau menanam buah-buahan tersebut dimulai dari halaman sendiri.

"Inilah sebetulnya misi KTNA. Kalau kita punya halaman, kita bisa tanam itu, kalau nggak ada halaman, bisa pot. Mari berpikir agribisnis yang sesuai dengan Jakarta," ujar Djarot.

"Harus berpikir kreatif karena lahan kita sangat terbatas. Lahan-lahan yang kosong ditanami," tambahnya.

Terakhir, mantan wali kota Blitar itu berharap para petani mau berpikir kreatif untuk 'bermain' di komoditas yang bisa ditanam di lahan masing-masing.

"Mari kita kreatif betul mengolah, nggak bisa kita menyerah. Kita memiliki keterbatasan lahan. Dengan keterbatasan kahan itu mari kita bikin produktif sehingga ada wisata salak Condet," tutupnya. (dna/dna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT