Penjelasan Istana Soal Peringkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Penjelasan Istana Soal Peringkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Danu Damarjati - detikFinance
Rabu, 03 Mei 2017 19:00 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Di Asia World Expo, Hong Kong, 30 April kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati ranking tiga di dunia. Namun klaim Jokowi mendapat sanggahan dari pengamat ekonomi.

Adalah kolumnis ekonomi South China Morning Post Jake Van Der Kamp yang menyampaikan 'gugatan' dalam tulisan opininya. Disebutnya, Indonesia dengan angka pertumbuhan 5,02% berada pada ranking 13 di Asia, bukan tiga di dunia. Rangking pertama adalah India (7,5), Laos (7,4), Myanmar (7,3), Kamboja (7,2), Banglades (7,1), Filipina (6,9). China (6,7), Vietnam (6,2), Pakistan (5,7), Mongolia (5,5), Palau (5,5), Timor Leste (5,5), dan Papua Nugini (5,4).


Sekretaris Kabinet Pramono Anung menanggapi komentar dari Jake. Dia menyatakan yang disampaikan Jokowi di Hong Kong lalu adalah ranking pertumbuhan Indonesia di antara negara-negara G20, bukan di antara negara-negara seluruh dunia. Dia menegaskan buktinya ada di salindia (slide show) presentasi Jokowi saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang disampaikan oleh Presiden Jokowi adalah nomor tiga di G20. Bukan di seluruh dunia. Jadi nomor tiga di G20 setelah India dan China. Slide untuk presentasinya ada," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Senada dengan Pramono, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan yang dimaksud Jokowi adalah ranking pertumbuhan ekonomi dalam konteks negara-negara G20. Dia mengakui bahwa ada banyak negara di dunia bahkan di ASEAN yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada Indonesia.

"Kalau seluruh dunia kan banyak negara-negara yang income-nya lebih rendah dari Indonesia tapi Gross-nya tinggi. Di ASEAN saja kalau kita lihat Kamboja dan Laos itu lebih tinggi dari kita," tutur Sri.

Dia menegaskan konteks soal penjelasan Jokowi sudah ditampilkan dalam salindia presentasi. Sri Mulyani memperkirakan Jake tidak melihat salindia presentasi itu namun langsung berkomentar.

"Jadi karena enggak lihat slide-nya jadi comment-nya ya...," kata Sri sambil berjalan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Dikatakannya, Jokowi tidak pernah mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi di seluruh dunia.

"Ya ini kan tidak klaim bahwa paling tinggi seluruh dunia. Beliau (Jokowi) mengatakan di dalam negara-negara G-20 emerging market," tandas Sri.

Saat di Hongkong, Jokowi menyampaikan rasa syukurnya bahwa ekonomi Indonesia tumbuh saat
kondisi ekonomi dunia tak baik.

"Ekonomi dunia memang saat ini dalam kondisi tak baik, tapi Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita masih masuk dalam tiga besar negara-negara di dunia, kita kalahnya hanya dengan India dan Tiongkok, kita berada pada nomor tiga," ujar Jokowi di Asia World Expo, Hong Kong, Minggu (30/4) lalu. (dnu/dna)

Hide Ads