"Kalau konstruksi kan selesai semua November 2017. Jadi harapannya sudah bisa operasi pada Februari 2018, itu soft launching, kalau grand launching memang Juni 2018," kata Direktur Utama BIJB, Virda Dimas Ekaputra di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Menurutnya, memang ada kendala pembangunan lantaran cuaca yang terus menerus hujan. Namun, semua pekerjaan konstruksi bisa selesai seluruhnya pada November 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia merinci, ada 3 paket pekerjaan yang meliputi pengerjaan paket I, yakni sarana dan prasarana dari jalan akses (perimeter) hingga ke terminal rampung 75%, paket II pembangunan terminal progres 30%, dan paket III bangunan penunjang dengan kemajuan konstruksi 40%.
"Dari ketiga paket itu akan selesai November 2017 secara keseluruhan. Lahan sudah bebas 1.000 hektar, dari kebutuhan 1.800 hektar sesuai masterplan, tapi sudah cukup untuk saat ini. Lahan sisanya kan untuk pengembangan selanjutnya seperti perpanjangan runway dan pembangunan runway kedua," ungkapnya.
Lanjut dia, operator bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut pada tahap awal akan diserahkan kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Namun tidak menutup kemungkinan akan dikelola sendiri pada tahun-tahun selanjutnya.
"Kita kan punya banyak orang yang pengalaman di kebandarudaraan, tapi secara organisasi, pengalaman kita belum ada, jadi tahap awal kita kerjasama dengan Angkasa Pura II, sudah MoU. Mungkin jangka waktunya 5 tahun dulu, baru kemudian kita yang kelola sendiri," terang Virda. (idr/hns)