Seorang petani kakao dari Sulawesi Barat (Sulbar), mengeluh harga kakao di daerahnya turun drastis dari Rp 47 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu perkilogram. Para petani di sana mengaku mengalami kerugian.
"Pak menteri ini kita harga kakao sudah anjlok dari Rp 47 ribu sekarang Rp 20 ribu. Di Sulbar pak menteri," kata pria tersebut, Jumat (5/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oke nanti kita lihat satu sisi tidak impor, masa harga kakao jatuh. Tapi rugi tuh harga segitu?" tanya Mentan Amran.
Beberapa petani awalnya serentak menjawab rugi. Tapi setelah beberapa kali ditanya para petani akhirnya ketawa.
"Marah tuhan kalau untung dibilang rugi. enggak usah pura-pura. Tahu enggak bapak kalau saya baru dari Sulbar baru-baru ini," ungkap Amran.
Setelah petani tersebut diam, Mentan kembali meladeni pertanyaan dari wartawan. Tapi belum selesai menjawab semua, seorang petani karet kembali menimpali.
"Pak menteri kalau bisa dibuat gilingan karet," kata pria yang mengenakan peci putih tersebut.
Mendengar curhat pria tersebut, Mentan menjawab santai.
"Iya satu-satu ini kita buat gilingan padi dulu. Karet kan sudah lama untung. Ini padi harus tertolong. Bapak sudah haji? sudah ke tanah suci? masih banyak petani padi yang belum ke tanah suci. Bapak sudah ke tanah suci kan. Mau enggak tukaran rezeki?" ungkap Mentan.
Petani tersebut memang mengaku sudah pernah naik haji. Namun saat ditanya soal tukaran rezeki, ia hanya tertawa kecil. (hns/hns)











































