Ada Satgas Pangan, Pedagang Akui Tak Bisa Mainkan Harga

Jakarta - Pemerintah melalui berbagai kementerian hingga lembaga telah berkoordinasi guna mengantisipasi kenaikan harga pangan yang biasa terjadi jelang puasa hingga lebaran. Dari koordinasi itu, akhirnya Satuan Tugas (Satgas) pangan telah dibentuk dengan menggandeng pihak kepolisian.

Satgas pangan sendiri dibentuk untuk menindak berbagai pelaku, baik kartel mau pun pedagang nakal yang mencoba memainkan harga kebutuhan pokok saat Ramadan hingga hari raya Lebaran.

Menanggapi itu, sejumlah pedagang di Pasar Pal Merah, Jakarta Selatan, mengaku bakal mengikuti aturan dan kebijakan dari pemerintah. Beberapa pedagang mengaku, biasanya kenaikan harga menjelang Ramadan hingga lebaran disebabkan oleh pasokan komoditas yang menurun.

"Bagus pemerintah kalau bikin itu (Satgas), tapi biasanya kalau harga naik tergantung dari pasokan. Kalau pedagang enggak bisa mainkan harga, karena kita hanya ambil pasar induk. Jadi kita jualnya tergantung dari modal kita ambil di sana," ungkap salah seorang pedagang sayur Pasar Pal Merah, Samsul Bahri kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

Samsul mengatakan, pedagang kecil tak berani untuk memainkan harga, terlebih saat menjelang puasa hingga lebaran. Sebab, kata dia, persaingan harga murah juga terjadi di kalangan pedagang kecil.

"Kalau kita jual dengan mahal, otomatis pelanggan lari ke (pedagang) yang lain. Pembeli kan lebih senang dan cari yang murah," kata Syamsul.

Senada dengan Samsul, pedagang lainnga di pasar Pal Merah bernama Karsini juga mengatakan, pedagang kecil hanya memberikan harga tergantung dari harga beli di pasar induk. Kenaikan harga jelang puasa hingga lebaran pun dikarenakan pasokan pangan yang ada.

"Kan (pangan) ikut harga dari panennya, kita kan cuma ikut dari harga induk. Tergantung pasokan. Kalau enggak ada panen, enggak lebaran juga tetap naik. Kadang, saat puasa (harga) bisa turun, tergantung panennya juga," tukasnya. (ang/ang)