Berantas Ilegal Fishing, Susi: Stok Ikan Naik 4 Juta Ton

Berantas Ilegal Fishing, Susi: Stok Ikan Naik 4 Juta Ton

Citra Fitri Mardiana - detikFinance
Minggu, 07 Mei 2017 14:41 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong para nelayan beralih pada manajemen tata kelola yang berkelanjutan untuk menjaga kedaulatan perikanan nasional.

Upaya tersebut menanggapi rezim eksploitasi yang telah dilakukan nelayan selama ini. Pola tersebut dinilai susi telah banyak merugikan baik nelayan maupun masyarakat Indonesia, salah satunya kondisi tangkapan ikan yang semakin lama semakin menurun.

"Rezim eksplotatif sudah tidak boleh lagi dipakai dalam manajemen Sumber Daya Alam (SDA) kita. Saya mohon bantuan bapak/ibu semua, kita tinggalkan rezim eksploitasi, kita menuju rezim penataan SDA yang sustainable," ungkap Susi dalam acara bakti sosial Peduli Kanker oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (7/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Susi di Muara AngkeMenteri Susi di Muara Angke Foto: Grandyos Zafna


Menurutnya pengetahuan yang minim kerap membuat para nelayan memiliki anggapan yang keliru pada kebijakan yang canangkan pemerintah. Padahal diakui Susi, tanpa upaya keberlanjutan, industri perikanan akan terhenti.

"Buktinya dengan berkurangnya kapal asing sekarang stok ikan yang boleh ditangkap Indonesia sudah naik dari 6,5 juta ton menjadi 9,9 juta ton. Kenaikan 4 juta ton itu kalau dihargain US$ 1 saja Rp 13 ribu, itu sudah US$ 4 miliar," tuturnya.

Menteri Susi di Muara AngkeMenteri Susi di Muara Angke Foto: Grandyos Zafna


Padahal larangan eksploitasi dalam dunia perikanan ini menurut Susi bertujuan untuk menghasilkan produksi ikan yang lebih besar. Pengertian ini yang menurut Susi harus dipahami seluruh nelayan.

"Taun ini kalau tidak salah hampir mendekati 12 juta ton potensi tangkap kita. Begitu cepat laut recovery kalau kita jaga," ujarnya. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads