Cara Jokowi Ciptakan Pusat Ekonomi Baru di Perbatasan

Cara Jokowi Ciptakan Pusat Ekonomi Baru di Perbatasan

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 09 Mei 2017 15:55 WIB
Foto: Dok, Kementerian PUPR.
Jayapura - Hari ini Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian PLBN Skouw di Jayapura, Provinsi Papua. Dalam peresmian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, akan membangun pasar perbatasan dengan kapasitas untuk seluruh warga Skouw.

Hal tersebut menjadi mandat yang diberikan Jokowi usai seremoni persemian infrastruktur di beranda negara tersebut. Tujuannya, agar tercipta pusat ekonomi baru bagi masyarakat perbatasan, khusunya masyarakat Skouw.

"Awalnya ditahap kedua akan membangun pasar untuk 400 kios, di atas lahan 3.000 meter, tetapi saat kunjungannya (kedatangan Presiden Jokowi) ini diminta untuk seluruh warga setempat agar bisa berjualan," kata Basuki di PLBN Skouw, Jayapura, Selasa (9/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan dibangunnya pasar yang diisi warga Papua, diharapkan kue ekonomi bisa lebih besar dirasakan oleh pihak Indonesia khusunya warga Papua. Karena warga papua bisa berdagang berbagai komoditas asli yang dimilikinya serta bebragai produk Indonesia yag menyasar pembeli dari negara tetangga.

Benar saja. Gubenur Papua Lukas Enembe melaporkan, selama ini transaksi jual beli di pasar perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea (PNG) atau Papua Nugini cukup besar, dengan rata-rata pertahun mecapai puluhan miliar rupiah.

"Saya ingin melaporkan kepada presiden aktivitas PLBN Skouw mau masuk maupun keluar cukup tinggi, 95% adalah warga PNG, 166 ribu orang sebagian besar belanja mencapai Rp 25,8 miliar pertahun, ini memberikan dampak positif kegiatan di perbatasan," kata Lukas.

Dia juga melanjutkan, garis perbatasan Indoneaia dengan PNG sepanjang kurang lebih 860 km dengan ditandai 52 tugu batas di 5 kabupaten.

Dengan panjang perbatasan RI, Lukas tidak memungkiri bahwa daerah perbatasan berpotensi untuk melakukan tindakan ilegal baik orang maupun barang.

"Melihat geografis yang sulit di kawasan perbatasan terhadap tindakan ilegal orang maupun barang maka harus dibangung pos perbatasan sepanjang perbatasan, pada saat ini kami belum meiliki pos batas laut antara Indonesia dan PNG. Saya yakin kunjungan bapak untuk mendengar hati kami untuk bangun pos batas laut," tutupnya. (dna/dna)

Hide Ads