Proyek yang ditawarkan dalam KTT OBOR akan diarahkan pada skema business to business (b to b), sehingga tidak perlu membebani keuangan negara.
"Sekitar US$ 30-35 miliar, tapi ini kita sejauh mungkin mengeluarkan dari pinjaman negara. Kita mau bikin b to b," ujar Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Panjaitan, usai rapat koordinasi dengan sejumlah menteri di kantornya, Kamis (11/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan bankable sehingga bisa dibiayai. Jadi enggak perlu takut nanti rasio utang kita meningkat dari 25%," ujarnya.
Luhut menjelaskan, proyek infrastruktur yang akan ditawarkan dalam KTT Jalur Sutera tersebar diluar Jawa. Upaya tersebut dimaksudkan untuk pemerataan pembangunan, agar setara dengan pembangunan di Jawa.
"Tadi rapat mengenai persiapan final Presiden menghadiri One Belt One Road itu saja. Jadi dalam pertemuan itu adalah pertemuan bilateral dan juga bertemu dengan presiden Xi Jinping. Kita juga manfaatkan bantuan untuk menyeimbangkan pembangunan di Jawa dengan luar jawa," kata Luhut.
Proyek yang rencananya akan digadang-gadang dalam KTT OBOR tersebut antara lain berkaitan dengan infrastruktur, pariwisata dan industri. (hns/hns)