"Ada beberapa halyang memang saya beri catatan. Dunia pelabuhan itu konektivitas dan komparasi antara satu dan yang lainnya. Itu langsung terlihat dari volume yang dicapai pelabuhan tersebut," kata Budi.
Ia menyampaikan hal tersebut usai penutupan konferensi yang diikuti 50 negara tersebut di Balai Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (12/5/2017). Turut hadir dalam acara tersebut Presiden IAPH Santiago G Milla dan para petinggi Indonesia Port Corporation (IPC) atau Pelindo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di balik angka volume yang meningkat, menurut Sumadi, ada kinerja yang menonjol. Sehingga Sumadi berharap IPC atau seluruh Pelindo meningkatkan safety, security dan service sehingga jadi primadona shipping line dunia.
"Saya meminta Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV untuk meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan. Meningkatkan segala hal yang melayani stakeholder, shipping line, itu harus di-support," ujar Sumadi.
Sumadi juga mengapresiasi Pelindo II yang kini memiliki hub internasional pertama di Indonesia dengan datangnya kapal kontainer besar beberapa waktu lalu. Ia menyatakan semua Pelindo mendapatkan dukungan dari Kementerian Perhubungan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
"Segala kemampuan dari Kementerian Perhubungan akan kita lakukan untuk mendukung ini, karena bergeraknya pelabuhan-pelabuhan ini mendukung meningkatnya ekonomi Indonesia. Semoga bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 5,6-5,8 persen melalui pelabuhan-pelabuhan kita," ucap Sumadi.
Pembangunan Kanal Cikarang Bekasi Laut
Pelindo II tengah menjajakan proyek In Line Waterway atau kanal untuk tongkang peti kemas. Kanal itu akan menghubungkan Tanjung Priok dengan kawasan industri di Cikarang.
"Waterway ini proyeknya Pak Elvyn (Direktur Utama Pelindo II). Saya pikir ini proyek yang bagus," kata Budi
Menurut Budi, kanal tersebut mampu menjawab masalah distribusi peti kemas yang memakan waktu 24 jam hingga 36 jam karena kemacetan. Ia menegaskan distribusi peti kemas melalui kanal hanya membutuhkan waktu 30 menit.
"Oleh karenanya, kita support Pelindo II untuk melakukan kegiatan tersebut. Bahkan kita sudah survey ke dalam, tidak tanggung-tanggung, Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan mendukung agar proyek ini bisa berjalan," ujar Budi.
Walau demikian, Budi mengingatkan agar Pelindo II tidak mengabaikan regulasi dan aturan terkait proyek tersebut. Sehingga kanal dapat terwujud dan beroperasi tanpa masalah hukum.
"Aspek legal juga harus diperhatikan supaya legitimasi dari proyek ini bisa diandalkan sehingga investor proyek ini bisa mendapatkan return. Paling penting barang itu jadi lebih cepat," tandas dia.
Program Gudang Logistik 'Rumah Kita'
Pemerintah melalui Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV memiliki program untuk meminimalisir tengkulak nakal. Nama program itu adalah 'Rumah Kita' dan berupa gudang logistik.
"Banyak fungsi itu, pertama mengurangi jalur distribusi, membangun perdagangan di timur Indonesia yang selama ini tidak ada dan jadi trade follow the ship," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (12/5/2017).
'Rumah Kita' diutamakan didirikan di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia Timur dan wilayah terluar. Produsen bisa langsung menitipkan barang-barangnya ke 'Rumah Kita' sebelum diangkut kapal kontainer untuk didistribusikan ke Pulau Jawa.
"Ini kita adakan hingga Tual, Aru dan masih banyak tempat. Dengan ini, masyarakat punya kesempatan untuk mengirimkan barang ke barat dan sebagainya," ujar Budi.
Gudang logistik dengan nama unik ini sementara berada di sejumlah pulau di timur Indonesia. Keberadaan gudang ini juga untuk memudahkan produsen dalam ekspor-impor, terhindar dari tengkulak yang kerap memborong dengan harga murah dan menjual dengan harga tinggi.
"Rumah Kita itu supaya barang tidak diborong tengkulak, mereka yang mendistribusikan dengan harga murah. Rumah Kita mengumpulkan barang-barang untuk dikirim ke barat Indonesia," pungkasnya. (dna/dna)











































