Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri mengungkapkan, kenaikan harga komoditas pangan jelang puasa terjadi karena meningkatkannya belanja masyarakat. Masyarakat umumnya belanja di pasar dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan hari biasa untuk persediaan puasa.
"Saya sampaikan masyarakat tidak perlu stok berlebihan di rumah, karena logika di tiga tahun tearkhir kalau stok jumlah besar di hari itu dan produksi tidak aman, maka di pasar harga naik," jelas Mansuri saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (14/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tertingginya itu satu atau dua hari menjelang Lebaran H+3 karena banyak orang tidak buka pasar dan semua aktivitas produksi stop itu buat harga tinggi," tutur Mansuri.
Ia pun meminta kepada pemerintah untuk melakukan pendataan lebih lengkap mengenai pasokan pangan, untuk menjamin ketersediaan bagi konsumsi masyarakat.
"Supply dan demand lebih ke distribusi, lebih ke emosi masyarakat untuk beli dalam jumlah besar. Maka dari itu aman itu dibarengi dengan data yang terukur, dalam artian di Jawa Tengah bawang merah berapa di Jawa Timur berapa misalnya," kata Mansuri (mkj/mkj)