Strategi Jokowi Antisipasi Krisis Air Baku di Batam dan Bintan

Strategi Jokowi Antisipasi Krisis Air Baku di Batam dan Bintan

Maikel Jefriando - detikFinance
Minggu, 14 Mei 2017 18:12 WIB
Foto: dok. Kementerian PUPR
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun bendungan, embung dan melakukan normalisasi bendungan untuk mengatasi krisis air baku di Kota Batam dan Bintan, Kepulauan Riau.

Kebutuhan air baku Kota Batam sebesar 3.228 lt/det, namun suplai air baku hanya dapat dipenuhi sebesar 2.857 lt/det sehingga masih terjadi defisit 371 lt/det.

Sementara untuk kebutuhan air baku Kota Bintan saat ini sebesar 596 lt/det, sementara suplai air baku hanya dapat dipenuhi sebesar 385 lt/det sehingga masih terjadi defisit 211 lt/det. Pemenuhan air baku sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Batam dan Bintan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khususnya Pulau Batam dan sekitarnya ini, pembangunan bendungan bukan untuk irigasi tapi untuk air baku. Saat ini Kota Batam dan Bintan masih mengalami kekurangan air baku," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Minggu (14/5/2017).

Untuk meningkatkan pasokan air baku, Kementerian PUPR akan melakukan normalisasi enam buah bendungan di Kota Batam yakni Bendungan Sei Ladi, Bendungan Sei. Harapan, Bendungan Muka Kuning, Bendungan Nongsa, Bendungan Duriangkang dan Sei Tembesi yang mengalami penurunan kapasitas tampungnya akibat sedimentasi. Sedimentasi paling besar terjadi pada Bendungan Muka Kuning dimana dengan volume tampungan 7,2 juta m3, besarnya sedimentasi tahun 2011 mencapai 5,8 juta m3 sehingga mengurangi kinerja bendungan.

Normalisasi akan dilakukan melalui program Dam Operational Improvement And Safety Project (DOISP) tahun 2017-2022 dengan kebutuhan pendanaan total sebesar Rp 542 miliar. Pada tahun 2017-2018, normalisasi akan dilakukan pada Bendungan Sei Harapan, sementara sisanya dilakukan pada periode tahun 2018-2022.

Kementerian PUPR juga tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sei Gong yang akan menambah pasokan air baku sebesar 400 lt/det. Bendungan ini dibangun dengan anggaran Rp 238 miliar dan ditargetkan selesai lebih cepar dari rencana yakni pada tahun 2018. Percepatan penyelesaian dilakukan dengan waktu kerja 3 shift selama 7 hari kerja dan penambahan alat.

Sementara itu di Bintan, Kementerian PUPR akan membangun Embung Cinamati dengan kapasitas 150 lt/det pada tahun ini dan pembangunan Bendungan Sei Busung di Kabupaten Bintan. Pembangunannya direncanakan akan dimulai pada tahun 2018, dengan manfaat sebagai sumber air baku Pulau Bintan sebesar 1.500 lt/det dan Pulau Batam sebesar 2.500 lt/det. Bendungan ini akan menampung sebanyak 116,88 juta m2 dengan luas genangan kurang lebih 4.677 hektar dengan kebutuhan anggarannya sekitar Rp 1,8 triliun (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads