"Kalau komersial harus kampanye secara internasional kepada stakeholder. Dan stakeholder itu sebagian besar ada di Singapura. Makanya saya minta bantuan ke Dubes (Duta Besar) untuk mengundang dari stakeholder port," ujar Budi di Kedutaan Besar Republik Indonesia Singapura, 7 Chatsworth Road, Singapura, Selasa (16/5/2017).
Kementerian Perhubungan membuat pertemuan antara para stakeholder pelabuhan, Indonesian National Shipowners' Association (INSA), dan Pelindo I. Budi mempresentasikan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap pertama yang akan beroperasi Agustus 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan membangun banyak hal. Jalan kereta api, jalan tol, airport, komplek pemukiman dan sebagainya," ucap Budi kepada pereserta pertemuan.
Foto: Arief Ikhsanudin |
Dalam pertemuan tersebut, Pelindo 1 menerangkan tentang pemanduan kapal di Selat Malaka dan Selat Singapura. Pemanduan ini menuntun kapal-kapal asing yang melintas di dua selat itu.
"Lebih aman, selamat dan nyaman untuk pemilik kapal dan nakhoda. Pemandu akan dioperasikan oleh orang berpengalaman, memiliki keahlian dan pengetahuan yang baik mengenai selat Malaka dan Singapura," ucap Direktur Bisnis Pelindo I, Syahputra Sembiring.
Selain itu, peserta menyarankan Pelindo I untuk memiliki marketing agen di Asia. Hal itu bisa membantu Pelindo menjaring investor.
"Sepengatahuan kita ada beberapa port di Amerika dan Eropa menunjuk marketing agen di Asia. Itu mungkin bisa dipertimbangkan oleh Pelindo I," ucap peserta tersebut.
Di akhir pertemuan, Budi mengingatkan Pelindo untuk berkomunikasi dengan stakeholder pelabuhan, dan INSA. Pelindo I diminta aktif menjemput bola untuk mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung, dan pelayaran di Selat Malaka.
"Setelah ini bisa langsung berkomunikasi dengan aktif," ujar Budi. (aik/wdl)












































Foto: Arief Ikhsanudin