Namun kemudian di 1942, jalur sepanjang 11,5 kilometer (km) tersebut dimatikan oleh Jepang. Sementara sebagian rel besinya diangkut untuk kepentingan perang.
VP Corporate Communication PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin, mengungkapkan kendala terberat dari program reaktivasi Rancaekek-Tanjungsari yakni jalur yang sudah sangat padat dengan perumahan penduduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agus, lintasan yang akan diaktifkan kembali ini bisa membantu mengurangi kepadatan lalu lintas, terutama dari Bandung ke arah Jatinangor, Sumedang. Apalagi, daerah tersebut setiap tahun terus mengalami perkembangan pesat.
![]() |
Selain itu, di lintasan rel Rancaekek-Tanjungsari, terdapat dua jembatan ikonik yang dibangun Belanda yakni jembatan cincin Cikuda antara ruas Cikeureh dan Cileles. Juga jembatan cincin Cigondoh ada antara Cileles dan Tanjungsari.
"Jembatan cincin di belakang Unpad (Universitas Padjadjaran) sekarang sudah jadi jalan warga," terang Agus.
![]() |
Jalur ini, oleh perusahaan kereta api Belanda, Staatspoorwegen (SS), dibangun sebagai akses langsung dari Bandung menuju Pelabuhan Cirebon untuk angkutan kopi, teh, dan komoditas lain dari Bandung. Namun kemudian tak dilanjutkan karena krisis Eropa tahun 1929-1930, sebelum kemudian ditutup oleh Jepang tahun 1941.
Jalur ini masuk dalam rencana reaktivasi rel-rel kereta api yang dilakukan di periode tahun 2017 sampai 2019 di Jawa Barat. Selain itu, jalur lainnya yang diaktivasi yakni Bandung-Ciwidey (idr/wdl)