Dia menjelaskan, saat ini pengembangan budidaya perikanan Indonesia masih sangat besar potensinya. Bahkan pemanfaatan laut sebagai budidaya perikanan saat ini masih sekitar 1%, sangat jauh dari luas laut Indonesia yang jumlahnya mencapai 2/3 wilayah Indonesia secara keseluruhan.
"Dengan potensi sebesar itu, kita harapkan minimal 10% dari potensi itu bisa digarap dengan mengusahakan aktivitas yang lebih bernilai tambah ketimbang perikanan tangkap," katanya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena yang mengangkat ekspor perikanan itu, udang sama rumput laut sekarang. Bukan tuna, tongkol, cakalang. Karena memang perikanan tangkapnya memang masih dibenahi," ungkapnya.
Yugi mengakui potensi ikan dari laut Indonesia saat ini meningkat, namun berbagai infrastruktur dan fasilitas dalam perikanan tangkap saat ini membuat perikanan budidaya bisa menjadi solusi dalam jangka pendek.
"Budidaya itu, kalau perbankan, yang dijamin di situ kan sudah ada. Lihat udangnya ada, budidaya kerapunya ada. Kalau ikan di laut kan musti ditangkap, masih spekulasi," tutur dia.
"Tangkap kan izinnya sekarang susah, untuk bangun kapalnya aja susah, walaupun memang ikannya banyak. Memang harapan kita ya dibenahi dulu perikanan tangkapnya, setelah itu baru dioptimalin lagi. Ini kembali ke policy maker, maunya gimana. Tapi kalau pengusaha fokusnya sementara budidaya dulu," tandasnya. (mkj/mkj)