Jalur Sutra Modern, Peluang RI-China Tingkatkan Kerja Sama

Jalur Sutra Modern, Peluang RI-China Tingkatkan Kerja Sama

Raras Prawitaningrum - detikFinance
Kamis, 18 Mei 2017 17:20 WIB
Oesman Sapta (Foto: Dok. DPD)
Jakarta - China tengah berupaya menghidupkan kembali Jalur Sutra Modern melalui program One Belt One Road (OBOR). Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan perdagangan dengan banyak negara. Bahkan China telah mengeluarkan dana Rp 1.649 triliun demi membangun jaringan infrastruktur berbagai negara.

Hal ini tentunya menjadi peluang emas bagi berbagai negara untuk mengambil investasi dari China, tak terkecuali Indonesia. Ketua DPD Oesman Sapta yang akrab disapa OSO ini turut mendukung peningkatan investasi dari negara China ke Indonesia.

OSO yakin dengan adanya investasi tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional akan berjalan dengan cepat. Lapangan kerja untuk masyarakat pun bertambah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Keuntungan RI Ikut Forum Jalur Sutra Modern di China

Dalam acara 'One Belt One Road Forum For Indonesia, China, And Malaysia' di Gedung Danapala Kementerian Keuangan, Kamis (18/5/2017), Oesman mengatakan bahwa China tidak perlu ragu untuk menanamkan investasinya ke Indonesia.

"Di Asia Tenggara, pasar terbesar adalah Indonesia. Kita tidak perlu khawatir dengan pasar lokal bila investasi di Indonesia. Kita harus membuka pintu selebar-lebarnya untuk investasi semi finishing product," ujarnya dalam keterangan tertulis.

 Jalur Sutra Modern, Peluang RI-China Tingkatkan Kerja SamaOesman memberikan keynote speech pada acara itu (Foto: Dok. DPD)


OSO juga menyarankan, bentuk kerja sama perdagangan Indonesia-China harus dilakukan secara langsung tanpa melibatkan negara lain sebagai pihak ketiga. Selama ini kerja sama di bidang ekspor impor yang dilakukan oleh kedua negara selalu melewati negara lain sebagai pihak ketiga.

Maka Indonesia harus mengutamakan pelayanan yang maksimal terhadap investor. Tak hanya memuaskan negara-negara yang telah berinvestasi, tetapi juga demi memancing negara lain untuk berinvestasi ke Indonesia.

Diungkapkannya, kerja sama perdagangan Indonesia-China selama ini masih belum berimbang. Indonesia lebih sering mengimpor barang dari China. Maka diperlukan sistem perdagangan yang berimbang antara Indonesia dengan China untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara tersebut.

"Dalam politik kita boleh beda, tapi dalam ekonomi kita harus membangun satu perimbangan. Perimbangan ekonomi merupakan pendekatan political will yang mampu mendekatkan kedua negara," katanya.

 Jalur Sutra Modern, Peluang RI-China Tingkatkan Kerja SamaFoto: Dok. DPD


(nwy/hns)

Hide Ads