DKI Siapkan Stok Bawang dan Cabai Masing-masing 60 Ton

DKI Siapkan Stok Bawang dan Cabai Masing-masing 60 Ton

Citra Fitri Mardiana - detikFinance
Senin, 22 Mei 2017 12:47 WIB
Foto: Dok. PD Pasar Jaya
Jakarta - PD Pasar Jaya akan menyiapkan mesin pendingin CAS atau Controlled Atmosphere Storage untuk menyimpan cabai dan bawang. Tahap awal, mesin ini akan didatangkan jelang bulan puasa.

"Menjelang puasa harus ada dulu. kita mau ada trial dua dulu menjelang puasa. Cuma memang mereka menyiapkan itu. menjelang puasa ini, minggu pertama kita sudah punya back up stok," ujar Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin, kepada detikFinance, pekan lalu.

Untuk membeli tiga kopel mesin CAS, pihaknya mengeluarkan biaya sebanyak Rp 4 miliar yang bersumber dari keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mesin pendingin ini akan ditaruh di Pasar Induk Kramat Jati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Rencana kopel yang kita beli untuk di Pasar Induk kan. Udah turun, nilai tendernya sekitar Rp4,2 miliar untuk 3 kopel itu," kata Arief.

Ketersediaan pasokan bawang dan cabai harus dalam keadaan stabil atau di atas 100 ton per hari. Dengan mesin CAS berkapasitas hingga 20 ton per kopel, maka setidaknya PD Pasar Jaya akan punya stok bawang dan cabai masing-masing 60 ton

"Storage kita untuk cabai rata-rata di atas 100 ton, sehari di Pasar Induk, harus stabil. dengan kapasitas 1 kopel 20 ton, 3 kopel sudah 60 ton. Sudah lumayan. Kalau enggak ada mesin itu kita enggak bisa simpan lebih lama," jelas Arief.

Arief merinci, setelah disimpan pada mesin CAS bawang atau cabai akan di lepas ke pedagang saat dibutuhkan, dengan biaya tambahan untuk menutupi beban operasional dalam 3-6 bulan ke depan.

"Beban operasional itu selama 3 bulan itu Rp 2.000 per kg tambahan dari biaya masuknya dia ke mesin CAS. Jadi kalau bawang masuk Rp 10.000, ditambah beban operasionalnya total jadi Rp 12.000 dengan mesin itu," jelasnya.


Dengan beban operasional yang tidak terlalu tinggi, Arief yakin pihaknya masih bisa mengontrol harga bawang dan cabai dalam keadaan stabil.

"Kalau disimpan lalu dikeluarkan nanti dengan harga Rp 12.000 per kg sudah aman. Enggak akan terjadi lonjakan. Jadi hanya naik Rp 2.000, kita kontrolnya di situ," tutur Arief. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads