Bakso Bejo, Warung Bakso RI Terkenal di Korea Selatan

Bakso Bejo, Warung Bakso RI Terkenal di Korea Selatan

M Aji Surya - detikFinance
Jumat, 26 Mei 2017 07:28 WIB
Pemilik Bakso Bejo, Subandi, dan Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi (Foto: M Aji Surya)
Jakarta - Bakso merupakan makanan yang tidak asing di Indonesia. Lain ceritanya di Korea Selatan (Korsel), kata 'bakso' mungkin kurang familiar.

Meski demikian, di Korsel ada warung bakso yang cukup terkenal lho. Warung bakso tersebut milik mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Kalau sekali waktu Anda ke Korea Selatan, coba cari warung Bakso Bejo. Inilah satu-satunya bakso made in Warga Negara Indonesia (WNI) di Negeri Ginseng yang tersebar di 5 kota dengan puluhan cabang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan ada seloroh, belum sah datang Korsel kalau belum merasakan Bakso Bejo. Pemilik usaha ini, Haji Subandi, menegaskan bahwa dua tahun silam, ia meniti karir dengan modal 200 ribu won, atau kisaran Rp 2,3 juta.

Bakso Bejo, Warung Bakso RI Terkenal di Korea SelatanBakso Bejo di Korea Selatan. Foto: M Aji Surya

Ia mencoba-coba bikin bakso dan meminta teman-temannya mencicipinya. Ketika sudah maknyus, ia mulai promosi melalui media sosial.

"Saat ini setiap hari saya bisa habis satu sapi dan mengirim bakso ke berbagai kota hingga satu ton. Dalam sebulan, saya dapat untung ratusan juta rupiah. Alhamdulillah," ujar Subandi, Kamis (26/5/2017).

Bandi sendiri menyatakan akan segera menyiapkan diri untuk bisnis yang lebih besar. Ia bahkan berniat untuk lebih banyak beramal bagi dari segala keuntungan bisnisnya.

Melihat keberhasilan ini, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi mendatangi Bandi di markas Bakso Bejo yang berada di Pocheon, 50 km dari ibu kota Korsel untuk mendiskusikan kegiatan bisnis yang lebih besar.

Salah satu yang dibicarakan adalah adalah membuka cabang Bakso Bejo di Seoul serta mengembangkan usaha Bandi menjadi importir produk makanan dari Indonesia.

Bakso Bejo, Warung Bakso RI Terkenal di Korea SelatanBakso Bejo di Korea Selatan. Foto: M Aji Surya

"Hampir semua produk makanan Indonesia yang dijual di Korea diimpor oleh perusahaan setempat. Akibatnya kita tidak bisa mengontrol harga. Harus ada WNI yang mulai mengimpor dan saya akan memberi bantuan," kata Umar sambil menikmati Bakso Bejo.

Selain itu, mengingat terdapat 38 ribu WNI di Negeri Kimchi maka sangat mungkin membuat semacam pusat jajan Indonesia di kota yang padat WNI-nya. Tempat tersebut juga harus dilengkapi dengan masjid tempat berkumpulnya warga.

"Saya kira Pak Bandi punya potensi menjadi pionir pengusaha Indonesia di Korea. Jiwa bisnisnya terasah dan pengetahuan Koreanya paripurna," katanya. (ang/ang)

Hide Ads