Kepala Desa Hambalang, Kabupaten Bogor, Encep Dhany, mengaku menyayangkan proyek itu berhenti di tengah jalan. Padahal, proyek yang sebelumnya ditargetkan rampung pada tahun 2017 ini bisa memberikan berbagai manfaat bagi warga yang tinggal di sekitar jalur.
"Seharusnya kalau sudah jadi bisa mengangkat perekonomian sini. Tapi mau bagaimana, ini kan ternyata berhenti di tengah jalan," kata Encep kepada detikFinance, Jumat (26/5/2016).
Encep mengatakan, saat pertama kali ada wacana pembangunan Jalur Puncak II, warga sekitar sangat antusias. Sebab, dengan hadirnya akses jalan di wilayah tersebut, diharapkan dapat membuat pemukiman warga sekitar jadi pusat aktivitas ekonomi strategis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau tak tahu secara pasti, Encep mengatakan, kalau pembangunan Jalur Puncak II itu rencananya akan kembali dilanjutkan. Dirinya hanya bisa berharap supaya proyek jalan itu benar-benar dilanjutkan.
"Tahun ini katanya ada APBN turun. Informasinya mau dilanjutkan proyeknya. Kita siap bantu kalau begitu, karena memang jalan ini ditunggu-tunggu," ungkapnya.
![]() |
Diketahui, Jalur Puncak II membentang kurang lebih 48 km mulai dari Sirkuit Sentul (Bogor)-Babakan Madang-Hambalang- Sukamakmur hingga Pacet Istana Cipanas (Cianjur). Pada akhir 2015, proyek terhenti setelah tidak mendapat alokasi pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebelumnya, pada 2012 ada alokasi dari dana APBN sebesar Rp 40 miliar, kemudian pada 2013 sebesar Rp 30 miliar, dan 2014 menurun menjadi Rp 5 miliar. Sayang, kucuran dana APBN berhenti di 2015 dan untuk tahun depan pun tidak ada alokasi untuk Jalur Puncak II. (ang/ang)