Pertama, karena pedagang berinisiatif memisahkan lemak daging kerbau sebelum dijual ke konsumen. Pemisahan ini membuat tambahan biaya sehingga daging kerbau dijual Rp 100.000/kg.
"Beberapa pedagang jual di harga kisaran Rp 100.000/kg karena memang dibersihkan dulu lemaknya. Sebelum dibersihkan juga kemudian perlu di-thawing dulu (dicairkan dari bentuk beku) biar enggak beku,"ujar Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), Asnawi, kepada detikFinance, Senin (29/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sudah bersih dari lemak, dan mengalami penyusutan. Harga Rp 80.000/kg itu bentuknya beku, masih dalam box karton, ada lemaknya dan belum susut," kata Asnawi.
Kedua, harga daging kerbau India melonjak karena dari distributor Bulog naik sekitar Rp 6.000/kg. Harga daging untuk jenis secondary cut dipatok dari distributor seharga Rp 70.000-72.000/kg.
Sementara untuk daging jenis CL 95 dari distributor seharga Rp 65.000/kg.
"Katanya dari distributor ada kenaikan harga. Naiknya sekitar Rp 6.000 dibandingkan dulu, mulai naik sejak seminggu atau dua minggu sebelum puasa. Kalau pedagang tidak bisa beli langsung dari Bulog, karena harus 1 kontainer atau 28 ton," ujar Asnawi. (idr/hns)